Pembuangan bahan kimia, limbah maupun pencemar lain kedalam air akan mempengaruhi kehidupan dalam air. Beberapa hal penting diperhatikan terkait kondisi ini, antara lain dimungkinkan suatu pencemar cukup banyak untuk membunuh spesies tertentu, tetapi tidak membahayakan spesies lain. Sebaliknya suatu pencemar dapat mendukung perkembangan spesies tertentu. Penurunan dalam keaneka ragaman spesies dapat juga dianggab sebagai suatu tanda adanya pencemaran. Namun penting juga diperhatikan, bahwa pengujian secara kimia bersama dengan data biologi dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai kualitas air.
Pencemaran air dapat terjadi akibat masuknya atau dimasukkannya bahan pencemar dari berbagai kegiatan, seperti rumah tangga, pertanian, industri Akibat pencemaran tersebut kualitas air dapat menurun hingga tidak memenuhi persyaratan peruntukan yang ditetapkan. Penurunan kualitas air akibat pencemaran, seperti yang terjadi di sungai-sungai dapat mengubah struktur komunitas organisme akuatik yang hidup. Pencemaran senyawa organik, padatan tersuspensi, nutrien berlebih, substansi toksik, limbah industri dapat menyebabkan gangguan kualitas air dan menyebabkan perubahan keanekaragaman dan komposisi organisme akuatik di perairan.
Pencemaran yang terjadi pada suatu badan air terjadi akibat dari adanya pemasukan bahan organik maupun anorganik, dari substansi lingkungan yang kemudian dapat menimbulkan berbagai macam dampak. Sumber pencemaran dapat berupa logam berat, bahan beracun, pestisida, tumpahan minyak, sampah, dan lain-lain. Demikian pula halnya dengan organisme perairan yang ada akan mengalami perubahan jumlah.
Jika lingkungan berada di bawah suatu tekanan maka keanekaan jenis akan menurun pada suatu komunitas. Pencemaran kualitas air dapat diketahui dari kondisi komunitas biota akuatik di dalam badan perairan tersebut. Hal ini berarti biota akuatik dapat dijadikan sebagai indikator biologi, karena memiliki sifat sensitif terhadap keadaan pencemaran tertentu sehingga dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis pencemaran air. Keuntungan yang didapat dari indikator biologi adalah dapat merefleksikan keseluruhan kualitas ekologi dan mengintegrasikan berbagai akibat yang berbeda, memberikan pengukuran yang akurat mengenai pengaruh komunitas biologi dan pengukuran fluktuasi lingkungan.
Untuk menilai kualitas suatu lingkungan kita dapat memanfaatkan organisme yang ada disekitarnya. Keberadaan organisme pada lingkungan dapat dijadikan sebagai parameter kualitas lingkungan. Biota yang dapat dijadikan sebagai petunjuk keadaan lingkugan umum kita sebut sebagai bioindikator atau indikator biologis. Bioindikator dibedakan dalam tiga organisme, yaitu :
Mengapa penting kita perhatikan indikator biologi terkait dengan suatu pencemaran? Beberapa referensi menyatakan bahwa dampak pencemar air dapat mempengaruhi struktur dan fungsi suatu ekosistem, baik hewan maupun tumbuhan. Juga kenyataan bahwa setiap spesies mempunyai batas antara toleransi terhadap suatu faktor yang ada di lingkungannya (teori toleransi Shelford). Perbedaan batas toleransi antara dua jenis populasi terhadap faktor-faktor lingkungan mempengaruhi kemampuan berkompetisi, jika sebagai akibat suatu pencemaran limbah industri terhadap suatu lingkungan adalah berupa penurunan atau berkurangnya kadar oksigen terlarut dalam air, maka spesies yang mempunyai toleransi terhadap kondisi itu akan meningkat populasinya karena spesies kompetisinya berkurang (Soeparno, 2005 dalam Sastrawijaya, AT, 2000).
Indikator biologi digunakan untuk menilai secara makro perubahan keseimbangan ekologi, khususnya ekosistem akibat pengaruh limbah. Dibandingkan dengan penggunaan parameter fisika maupun kimia, indikator biologi dapat memantau secara kontinyu, karena komunitas biota perairan menghabiskan seluruh hidupnya di lingkungan tersebut, jika terjadi pencemaran akan bersifat akumulatif. Disamping itu indikator biologis merupakan petunjuk yang mudah untuk memantau terjadinya pencemaran.
Beberapa hasil penelitian memperlihatkan, keterkaitan pencemaran perairan dengan keberadaan organisme berikut :
Beberapa tingkat pencemaran bahan organik dalam air tawar dan fauna makro invertebrata yang terkait sebagai indikator biologi, antara lain, pada limbah organik tinggi (DO nol) maka fauna makro invertebrata sebatas golongan cacing dari genus Tubifex dan Limnodrillus. Sedangkan pada zona air yang sudah pulih spesies yang khas adalah Asellus aquaticus, Chiromus, juga lintah dan molusca. Hewan makro invertebrata untuk indikator biologis pencemaran organik ini, pada beberapa tingkatan stadium terbagi, antara lain :
Untuk menentukan jenis indikator yang sesuai beberapa pertimbangan perlu diperhatikan, antara lain harus mudah diidentifikasi, mudah dijadikan sampel, mempunyai distribusi yang kosmopolit, mempunyai nilai ekonomis, mudah menghimpunbahan pencemar, mudah dibudidayakan di laboratorium, serta mempunyai keberagaman jenis yang sedikit. Juga penting diperhatikan dalam memilih indikator biologi adalah tiap spesies mempunyai respon terhadap pencemaran yang spesifik. Berikut antara lain beberapa indikator biologi pencemaran perairan yang dapat digunakan.
Penyelidikan Epidemiologi Kejadian Luar Biasa (KLB) Rabies di lapangan Menurut Kemenkes (2017), penyakit rabies merupakan…
Pemeriksaan dan Pembinaan Kesehatan Haji mencapai istithaah kesehatan jemaah haji untuk menuju Keluarga Sehat”(Petunjuk Teknis…
The Columbia University School of Public Health 40+ Guide to Good Health A guide to…
Tujuan dan Tahapan Penyelidikan Epidemiologi Covid-19 Sesuai Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19), Kemenkes…
Teori dan Tahap Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Belajar dari berbagai pendekatan pembangunan terdahulu, sebagian pendapat…
Tahap dan Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini Air Susu Ibu biasanya diberikan 30 menit setelah kelahiran…
View Comments
Terima kasih banyak,karena bahan ini telah menambah wawasan saya dan sudah membantu saya dalam mengerjakan tugas