Daily NotesKesehatan MasyarakatPublic Health

FETP Intermediate

Just Notes Pelatihan FETP Intermediate

Oleh: Munif Arifin

 

Bagi Pakde Arif ini pelatihan terpanjang. dan terlama.  Durasi binti waktu.

Sang sohibul bait sebuah lembaga dengan segudang reputasi keren penyelenggara Diklat kesehatan.  Favorit pakde. BBPK Ciloto.

Tepatnya 9 bulan, sejak materi pertama Kebijakan Surveilans Nasional hingga terakhir presentasi oral, poster, pameran tugas,  plus RTL

Pakde mencatat, setidaknya ada 50 kegiatan, baik praktik lapangan maupun materi. Dikemas dalam empat tahap pelatihan. Luring dan daring.

Pelatihan lebih istimewa, karena ini angkatan pertama. Dari entah berapa lagi angkatan sesudah yang pertama ini.

Materi dan alur disusun runtut. Tentu dengan (kelaziman) beberapa catatan sebagai sebuah first graduate.

Pelatihan dimaksudkan untuk naik tingkat pada hierarki epidemiologi lapangan. Ke level intermediate. Dari basic. Sesudah frontline.

Demikian menurut pemahaman beliau.

Pakde masih harus mengumpulkan ingatan. Sebelum sembilan bulan itu, harus menyelesaikan (dibuktikan dengan sertifikat) pelatihan Massive Open Online Course (MOOC) Fundamental Epidemiologi. Plus berderet persyaratan lain, sampai kemudian secara resmi dapat masuk proses pelatihan.

Yang pakde suka lainnya diantaranya tentang sandwitch. Nama metode pelatihan ini.

Sandwich Training Methode, pelatihan yang dilakukan dengan memadukan proses pembelajaran tatap muka dalam kelas dan proses pembelajaran dalam jaringan (daring).

Kurikulum mengadopsi CDC Atalanta. Diantaranya dimaksudkan: agar peserta mampu merespon kedaruratan kesehatan dan bencana;  punya ketrampilan praktis investigasi lapangan dengan metode ilmiah, serta berkemampuan melakukan komunikasi ilmiah.

Dengan bahasa lain dapat dituliskan demikian: pelatihan dimaksudkan agar peserta mampu melakukan kegiatan epidemiologi lapangan di level intermediate.

Runtutan tahapan adalah: Kelas Luring, Kelas daring, Praktik Lapangan.

Dilakukan empat tahap.

Proses lebih smooth, diantaranya karena tugas lapangan diselesaikan pada masing-masing tempat kerja. Sesuai tugas keseharian peserta.

Konsepnya learning by doing

Pakde punya dua catatan penting tentang pola itu. Pertama, lebih aplikatif. Karena tugas juga tupoksi sehari-hari. Kedua potensial bermasalah pada tenggat waktu. Karena tugas pelatihan dan tugas harian punya irisan waktu.

Reminder

Panjang dan padat itu butuh alat kejut, seloroh Pakde.

Bisa reminder manual. Bisa sistem terpusat. Bisa juga keduanya. Pada setiap hierarki waktu atau materi.

Secara manual bisa berupa personal komitmen.  Mencukupi tenggat penyelesaian tugas. Sementara by sistem dengan update rumah CLC yang sudah keren itu, dengan coding Reminder (by name),

Pakde berseloroh membayangkan notifikasi personalnya demikian:

“Yth. …. peserta pelatihan FETP intermediate yang kita sayangi dan kita banggakan. Apakah anda bermasalah dengan stamina? Ayoo, tetap semangaat kawan. Dari record data base, anda belum menyelesaikan beberapa tugas yang seharusnya sudah selesai  s/d tanggal …  (sebagaimana terlampir). Upload tugas dapat dilakukan pada link berikut. …….”

Catatan: Upload tugas yang melampaui tenggat waktu tidak dapat dilakukan. CLC dapat dibuka kembali setelah admin menerima surat keterangan gagal menyelesaikan tugas sesuai tenggat waktu, mengetahui mentor.

Notifikasi untuk tugas yang sudah selesai:

“Yth. …. peserta pelatihan FETP intermediate yang kita sayangi dan kita banggakan.  Selamat … Jujur, anda sedemikian keren saat ini. Beberapa tugas penting tahap ini sudah berhasil Anda selesaikann (sebagaimana terlampir). Terus semangat kawaan ..  “

Mentoring

Sejak awal fix pakde sudah fall in love dengan konsep mentoring ini. Ditambah beliau mendapatkan mentor hebat. Suhu epid lapangan, dengan militansi level premium. Yang sudah menjadikan pakde over dosis pola fikir surveilans.

Review

Review tugas bagi pakde sama pentingnya dengan konsep mentoring. Warnanya mesti tebal. Meriah. Baik frekwensi maupun bobot. Tak masalah disana sini ada friksi. Senggolan atau sedikit benturan. Toh semuanya atas nama sudut pandang epidemiologi. Atas nama data. Nir gosip atau hoax KDRT.

Toh pelatihan ini terlanjur menghadirkan fasilitator handal dari berbagai profesi. Eman-eman jika barisan tugas yang diupload tidak penuh coretan dan catatan.

Koreksi lebih menohok tentu akan jauh lebih exotis.

Pakde membayangkan akan secara konsisten menerima review pada setiap tahap tugas yang telah diupload. Tertulis. Terdokumentasi. Dapat dibuka kembali jauh hari setelah pelatihan usai.

Baik dari proses cleaning, editing.

Epiinfo practice

Final row data.

Bentuk visualisasi.

Sudut interpretasi

Kerangka analisa

Sistematika narasi

Konsistensi outline

Rekomendasi terpilih

Dan lainnya …

Bisa jadi catatan tentang pelatihan ini lebih pas dibingkai dalam rumah opini. Karena pakde yakin, Setiap peserta punya rumah rasa dan pengalaman batin sendiri.

Demikian pula gambaran pasca gebyar seminar, oral presentasi, dan closing ceremony.

Bagi pakde, ada sekian tumpukan data dan rencana yang sudah tersusun rapi. Sementara disebelah tumpukan masih terdapat sekian tumpukan lagi.

Fix, kadar toxin Field Epidemiology dalam darah beliau sudah diatas ambang batas normal. Jauh lebih tinggi dibanding sebelum pelatihan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Indonesian Public Health Portal