Kesehatan Lingkungan

Sanitasi dan Diare

Pengaruh Kondisi Sanitasi yang Buruk terhadap Kejadian Penyakit Diare

Bagi keluarga besar Sanitarian khususnya dan Public Health umumnya mengenal penyakit Diare sebagai salah satu penyakit berbasis lingkungan yang sudah sangat kita pahami kiprahnya. Bahkan penyakit diare ini menjadi “soko guru” pijakan SPM (Standard Pelayanan Minimal) program Penyehatan Lingkungan. Karena sepertinya program penyehatan lingkungan belum mempunyai “cantolan” SPM. Dan ini akan menyangkut program, kegiatan, anggaran, dan lain lain.  Konon asbabun nuzul SPM ini melahirkan beragam argumen, mulai global fund, kemampuan penganggaran daerah, dan teknis kebijakan lainnya, yang sangat jauh untuk dapat dipahami oleh “cucuk lampah” seperti saya. Dan beruntung kita masih punya diare, SPM milik saudara sekandung kita sehingga disaat harus menyusun perencanaan masih punya induk semang.
Urusan penyakit diare dari berbagai faktor muaranya masih akan berujung pada masalah jamban, air bersih dan perilaku. Sebagaimana dikemukakan bahwa : Tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah masalah sosial budaya dan perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar (BAB) di sembarang tempat, khususnya ke badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan higienis lainnya (Depkes RI, 2008)

Kemampuan berfikir dan profesionalisme Sanitarian dan Public Health (sepertinya) memang masih harus dekat dengan persoalan ini. Benar simbah bilang, sementara di negara lain orang sudah berkutat di bulan, kita masih berkutat di urusan jamban. Namun ini memang kondisi faktual kita, sehingga ketika suatu hari kita harus mengisi permintaan data dari pusat terkait data pemantauan peredaran barang yang berhubungan dengan penipisan lapisan Ozon, kita toleh kanan – toleh kiri. Ketika itu saya teringat masa indah ketika sekolah. Ketika segala hal kita pelajari, mulai ukur tanah, deteksi sumber air bersih dengan gelombang listrik, uji porositas, teori dan praktikum dust sampler, teori simpul ADKL, dan segudang ilmu lain. Sementara saat ini kita terengah engah dikejar berbagai permasalah kesehatan lingkungan yang kian hari kian berkembang, tanpa mampu kita ikuti hikayat dan asbabun nuzulnya.

Mohon maaf, tulisan ini menjadi seperti infotainment. Kita kembali ke Diare dulu. Sebuah penyakit yang masih dianggap sebelah mata oleh sebagian masyarakat, karena kalah pamor dari AIDS, Narkoba, Polio, atau Cancer. Padahal sebagaimana dikemukakan bahwa :

  1. Buruknya kondisi sanitasi merupakan salah satu penyebab kematian anak di bawah 3 tahun yaitu sebesar 19% atau sekitar 100.000 anak meninggal karena diare setiap tahunnya dan kerugian ekonomi diperkirakan sebesar 2,3% dari Produk Domestik Bruto (studi World Bank, 2007, dalam Depkes 2008).
  2. Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak diseluruh dunia terutama negara – negara berkembang. Di Indonesia diperkirakan angka kesakitan antara 150 – 430 perseribu penduduk setahunnya (M.H Abdoerrachman dkk, 1985)

Berikut beberapa literatur yang terkait dengan penyakit diare, artikel Lengkap dapat Anda baca DISINILiteratur Sanitasi dan Diare

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Indonesian Public Health Portal