Perawat Indonesia

Metode Asuhan Keperawatan

Berbagai Metode Asuhan Keperawatan

Menurut PPNI (2006), pelayanan keperawatan adalah salah satu faktor terpenting dalam pemberian pelayanan kesehatan klien di rumah sakit, oleh karena itu profesi keperawatan harus sejalan dengan kualitas asuhan yang diberikan. Pengembangan ilmu dan teknologi memungkinkan perawat untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam rangka menerapkan asuhan bagi klien dengan kebutuhan yang kompleks. Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh yang merupakan salah satu tolak ukur bagi keberhasilan pencapaian tujuan rumah sakit. Pelaksanaan pelayanan keperawatan suatu rumah sakit tak akan berjalan dengan baik apabila proses keperawatan yang dilaksanakan tidak terstruktur dengan baik pula
Metode Asuhan Keperawatan
Terdapat beberapa metode pemberian asuhan keperawatan yaitu metode kasus, metode fungsional, metode tim, metode keperawatan primer, metode modular, metode differentiated practice dan manajemen kasus.

Metode Kasus: Menurut Sitorus (2006), pada metode ini satu perawat akan memberikan asuhan keperawatan kepada seorang klien secara total dalam satu periode dinas. Jumlah klien yang dirawat oleh satu perawat bergantung pada kemampuan perawat tersebut dan kompleksnya kebutuhan klien. Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien pada saat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift, dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.Sementara menurut Nursalam (2007), metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti: isolasi, intensive care.

Metode Fungsional: Menurut Arwani & Supriyatno (2005), metode fungsional ini efisien, namun penugasan seperti ini tidak dapat memberikan kepuasan kepada pasien maupun perawat. Keberhasilan asuhan keperawatan secara menyeluruh tidak bisa dicapai dengan metode ini karena asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien terpisah-pisah sesuai dengan tugas yang dibebankan kepada perawat. Di samping itu, asuhan keperawatan yang diberikan tidak profesional yang berdasarkan masalah pasien. Perawat senior cenderung akan sibuk dengan tugas-tugas administrasi dan manajerial, sementara asuhan keperawatan kepada pasien dipercayakan kepada perawat junior.

Metode Tim: Metode tim merupakan pemberian asuhan keperawatan, yaitu seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif. Namun pada metode ini, kesinambungan asuhan keperawatan belum optimal sehingga para pakar mengembangkan metode keperawatan primer (Douglas,1992).

Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan menurut Arwani & Supriyatno (2005), adalah untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif pasien sehingga pasien merasa puas. Selain itu, metode tim dapat meningkatkan kerjasama dan koordinasi perawat dalam melaksanakan tugas, memungkinkan adanya transfer of knowledge dan transfer of experiences di antara perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dan motivasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

Metode Keperawatan Primer: Menurut Nursalam (2007), metode penugasan di mana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.

Keuntungan yang dirasakan klien ialah mereka merasa lebih dihargai sebagai manusia karena terpenuhi kebutuhannya secara individu, asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dan tercapainya pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi. Metode itu dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan karena:

  1. Hanya ada satu perawat yang bertanggung jawab dalam perencanaan dan koordinasi asuhan keperawatan
  2. Jangkauan observasi setiap perawat 4-6 klien
  3. Perawat primer bertanggung jawab selama 24 jam
  4. Rencana pulang klien dapat diberikan lebih awal
  5. Rencana asuhan keperawatan dan rencana medik dapat berjalan parallel

Menurut Sitorus (2006), staf medis juga merasakan kepuasan dengan metode ini karena senantiasa mendapat informasi tentang kondisi klien yang mutakhir dan komprehensif.

Metode Modular: Menurut Gillies (1994), metode modular merupakan bentuk variasi dari metode keperawatan primer, dengan perawat profesional dan perawat non-profesional bekerja sama dalam memberikan asuhan keperawatan, disamping itu karena dua atau tiga orang perawat bertanggung jawab atas sekelompok kecil pasien. Dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode modifikasi primer , satu tim terdiri dari 2 hingga 3 perawat memiliki tanggung jawab penuh pada sekelompok pasien berkisar 8 hingga 12 orang (Arwani & Supriyatno, 2005)

Berbagai keuntungan metode modular menurut Sumijatun (2008), diantaranya dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif dan holistik dengan pertanggungjawaban yang jelas, konflik atau perbedaan pendapat antar staf dapat ditekan melalui rapat tim yang juga efektif untuk pembelajaran, memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda dengan efektif dan aman serta produktif karena adanya kerjasama dan komunikasi.

Refference, antara lain:
Arwani dan Supriyatno, H .2005. Manajemen Bangsal Keperawatan. EGC; Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika; Sumijatun (2008) Manajemen Keperawatan Metode Penugasan dalam library.usu.ac.id; Sitorus, R. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit. Penataan struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat. EGC

Incoming Search Terms:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Indonesian Public Health Portal