Peralatan Pengukur Faktor Lingkungan Pada Surveilans Vektor
Peralatan untuk mengukur faktor-faktor lingkungan surveilans vektor
Berikut beberapa peralatan untuk surveilans vektor khususnya nyamuk menurut Permenkes 374/MENKES/PER/III/2010 Tentang Pengendalian Vektor.
Peralatan tersebut dipergunakan untuk mengukur faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap populasi vektor seperti suhu, kelembaban, kadar garam di tempat perindukkan, PH, kecepatan angin, curah hujan dan ketinggian.
Jenis-jenis peralatan yang biasa dipergunakan untuk mengukur faktor-faktor lingkungan adalah sebagai berikut :
- Minimum-maximum thermometer : Digunakan untuk pengukuran suhu udara minimum dan maximum pada waktu dilakukan penangkapan nyamuk dan pengujian serta 24 jam pengamatan setelah nyamuk dikontak dengan racun serangga. Pembacaan dilakukan dengan cara melihat skala yang tertera pada bagian bawah jalan penunjuk.
- Termometer Air: Termometer air digunakan untuk mengukur suhu air, cara penggunaannya dicelupkan bagian ujung bawah selama beberapa saat ke dalam air, kemudian baca suhu air.
- Salinity Sphectrometer: Suatu alat untuk mengukur kadar garam pada genangan-genangan air di pantai. Digunakan pada waktu survei nyamuk pra-dewasa. Cara penggunaan letakkan setitik air yang akan diukur kadar garamnya pada kaca spektrometer, kemudian diteropong ketinggian skala dari kadar garam air tersebut dengan mengarahkan spektrometer pada cahaya/ tempat yang terang.
- p.H. Indikator: Suatu kertas lakmus yang digunakan untuk mengukur keasaman air pada waktu survei nyamuk pra-dewasa. Cara penggunaan ambilah sepotong kertas lakmus pengukur pH., celupkan kedalam air yang akan diukur pH nya, diamkan beberapa saat sampai terjadi perubahan warna dari kertas lakmus tersebut dengan mencocokkan perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus dengan standar warna-warna yang terdapat pada kotak kertas lakmus dapat diketahui pH air yang diperiksa. Selain itu pengukuran pH dapat dilakukan juga dengan alat pH meter yang lebih praktis, cara penggunaan pH meter cukup dengan menghidupkan tombol On lalu bagian sisi ujung yang lain dibuka tutupnya dan letakkan pada air yang akan diukur dan akan terbaca berapa derajat keasaman dari air yang diukur.
- Anemometer (alat ukur kecepatan angin): Anemometer adalah alat yang biasa dipergunakan untuk mengukur kecepatan angin. Cara pengoperasian alat ini cukup mudah yaitu dengan menekan tombol on kemudian angkat alat kipasnya sesuai dengan arah angin. Akan terbaca angka pada layar lalu tekan tombol hold dan angka yang yang ada menunjukkan kecepatan angin pada saat itu dalam satuan meter/detik.
- Altimeter: Digunakan untuk mengukur ketinggian tempat dari permukaan laut. Cara menggunakan ialah dengan membaca skala ketinggian yang ditunjuk oleh jarum penunjuk pada altimeter
- Lensatic Compas: Lensatic Compas merupakan alat yang cukup penting untuk melakukan kegiatan survei entomologi terutama untuk membantu membuat tempat perindukan larva nyamuk.
Alat ini berfungsi sebagai penunjuk arah dalam pemetaan tempat perindukan. Pemeliharaan alat ini cukup disimpan di tempat yang kering. - Dipper: Dipper atau cidukan dipakai dalam kegiatan survei entomologi untuk mengambil larva, pupa maupun telur nyamuk. Selain untuk mengambil stadium pradewasa nyamuk, dipper juga dipergunakan sebagai alat untuk mengukur kepadatan larva.
- Sling hygrometer: suatu alat untuk pengukur persentase kelembaban udara (% R.H.). Digunakan pada waktu penangkapan nyamuk, cara penggunaan alat tersebut sebagai berikut :
- Carilah tempat yang terlindung dan luas (tidak mengganggu pemutaran hygrometer).
- Putarlah hygrometer menghadap angin, sejauh mungkin dari depan tubuh dengan 2 putaran per detik selama sepuluh detik.
- Hentikan putaran dan segera dibaca kedua thermometer yang ada, ulangi putaran sampai yakin bahwa hasilnya sama.
- Hitunglah perbedaan suhu dari thermometer kering dan thermometer basah dari hasil perhitungan tersebut dapat dihitung persentase kelembaban udara dengan menggunakan tabel atau mistar hitung yang tersedia.