Standar Asupan Zat Yodium
Standar Asupan dan Sumber Penting Zat Yodium
Sebagaimana kita ketahui, berdasarkan aspek kesehatan masyarakat, masalah serius yang disebabkan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) adalah dampak terhadap pertumbuhan fisik dan perkembangan intelektuallitas. Menurut beberapa penelitian, penderita gondok sedang dapat mengalami penurunan IQ sebesar 5 poin dibawah normal, sedangkan penderita GAKY lain sejumlah 10 poin dibawah normal dan penderita kretin akan mengalami defisit IQ sebesar 50 poin dibawah normal.
Menurut WHO (1994), suatu daerah diklasifikasikan sebagai daerah endemis gondok apabila memiliki prevalensi TGR sebagai berikut :
– Prevalensi TGR < 5 % (normal)
– Prevalensi TGR 5,0 – 19,9 % (ringan)
– Prevalensi TGR 20,0 – 29,9 % (sedang)
– Prevalensi TGR ≥ 30 % (berat)
Masih menurut WHO (1996), jumlah kebutuhan yodium setiap hari yang digunakan untuk mencegah terjadinya defisiensi tergantung dari umur dan kondisi fisiologi, tetapi tidak dipengaruhi jenis kelamin. Angka kecukupan (asupan) yodium yang dinjurkan (dalam ( g/d) berdasarkan kisaran umur atau kondisi, sebagai berikut :
– 0– 59 bulan = 90
– 6– 12 tahun = 120
– 12 tahun ke atas = 150
– Ibu hamil dan menyusui= 200
Menurut Djokomoeljanto (2002), yodium dalam tubuh dinilai dari yodium yang masuk lewat makanan, karena tubuh tidak dapat mensintesis yodium. Berikut beberapa fakta terkait yodium :
– Sayuran dan buah-buahan hanya menyediakan sedikit sekali yodium.
– Kadar yodium di dalam air merupakan petunjuk kandungan yodium dalam tanah dan makanan.
– Air minum (kecuali untuk beberapa jenis air mineral), bukan merupakan sumber yodium yang penting.
– Daging mengandung lebih banyak dan kadarnya bergantung pada makanan hewan ternak dan hewan liar itu sendiri.
– Yodium terkumpul dalam susu dan telur, dan kadarnya hanya kalah oleh makanan hasil laut yang merupakan sumber yodium terkaya.
Menurut Winarno (2004), dalam bahan makanan kandungan yodium ternyata sangat kecil dan kadarnya hanya dapat ditentukan dengan alat yang sangat peka. Perbedaan tanah, pupuk, dan lingkungan akan memproduksi hasil pertanian dengan kadar yodium yang berbeda-beda. Makanan-makanan dari laut dan ganggang laut merupakan sumber yodium yang penting. Ikan laut lebih banyak mengandung yodium daripada ikan air tawar. Daun dan bunga tanaman lebih banyak mengandung yodium daripada bagian umbi atau pun bagian tanaman lain. Pada umumnya biji-bijian dan kacang-kacangan mengandung sedikit yodium.
Penjelasan lain disampaikan Sutanegara (2004), bahwa yodium dapat ditemukan di alam, di air laut, batu karang atau tanah. Ikan laut mengandung yodium mencapai 2,5 mg/kg, shellfish (kerang-kerangan) mencapai 1.6 mg/kg, garam laut 1,4 mg/kg, sedangkan kandungan yodium dalam biji-bijian (sereal) tergantung dari kandungan yodium dalam tanah. Kandungan yodium dalam susu sapi 0,15 mg/kg, kandungan yodium ini berkurang jika dipanaskan.
Menurut Thaha (2001), kelompok makanan kaya yodium adalah makanan hasil laut seperti ikan , udang, cumi, kerang, kepiting, rumput laut, dan lain -lain. Kandungan yodium lebih sedikit pada susu, telur, dan daging. Paling sedikit ditemukan pada buah-buahan dn sayur-sayuran
Refferensi, antara lain : Thaha, R. 2001. Analisis Faktor Risiko Coastal Goiter. Kumpulan Naskah Pertemuan Ilmiah Nasional GAKY. FK Undip; Djokomoeljanto. 2002. Spektrum Klinik Gangguan Akibat Kekurangan Yodium dari Gondok Hingga Kretin Endemik. Jurnal GAKI Indonesia. Pusat GAKI¬IDD Center. FK Undip; Winarno .2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; Thaha, R. 2001. Analisis Faktor Risiko Coastal Goiter. Kumpulan Naskah Pertemuan Ilmiah Nasional GAKY. FK Undip; Sutanegara, D. 2004. Kelebihan Iodium (Iodium Excess). Jurnal GAKY Indonesia, Pusat GAKY IDD Center, FK Undip Semarang.