Vaksin AstraZeneca
Resmi Vaksin Covid-19 AstraZeneca Menjadi Jenis Vaksinasi Massal di Indonesia.
Saat ini BPOM sudah menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat di Indonesia untuk vaksin Astrazeneca ini pada 22 Februari 2021 l. Setelah sinovac (baik single maupun multi doze Biofarma) sukses disuntikkan pada sasaran tenaga kesehatan, tenaga pelayanan publik, dan sebagian lansia, saat ini giliran vaksin Astrazeneca yang akan menyusul. Setidaknya untuk saat ini, masih dengan skema sasaran tenaga pelayanan publik dan lansia.
Sehingga sampai saat ini terdapat 2 vaksin yang diberikan pemerintah dalam skema vaksinasi massal ini, sinovac dan astraZeneca. Sementara untuk skema vaksinasi gotong royong pilihan vaksin pada Sinopharm, Novavax, Moderna,atau Pfizer.
Vaksin produk AstraZeneca dan University of Oxford ini berbeda dengan sinovac. Hasil analisis dan uji coba vaksin diumumkan pada 23 November 2020, dengan rata-rata efektivitas vaksin diklaim 70 persen. Berikut beberapa informasi vaksin AstraZeneca:
- Platform : Viral vector (Non-replicating). Merupakan pengembangan vaksin dengan metode menyuntikan protein virus yang akan disasar ke virus lain yang tidak menyebabkan penyakit. Vaksin non-replicating viral vector disuntikkan ke virus lain yang tak bisa memperbanyak diri. Vaksin asal Inggris ini memakai virus flu biasa yang telah dimodifikasi secara genetik dengan memasukkan gen Virus SARS-CoV-2 (sebagai penyebab COVID-19). Vaksin ini menggunakan virus lain yaitu virus adeno sebagai pembawa protein virus covid-19, lalu disuntikkan dalam tubuh.
- Pengembang Vaksin : AstraZeneca dan University of Oxford Inggris
- Jumlah Dosis : 1-2 (0,5 ml per dosis). Artinya seseorang akan divaksin dua kali untuk menimbulkan kekebalan maksimal.
- Jadwal pemberian : 0 dan 28, artinya interval pemberian antara dosis pertama dan kedua selama 28 hari. Bahkan disebutkan Longer dose intervals within the 8 to 12 weeks range are associated with greater vaccine efficacy.
- Cara Pemberian : Intramuskular, yaitu injeksi kedalam otot tubuh. Dipilih salah satunya dengan pertimbangan kecepatan absorbsi karena suplai darah yang lebih besar ke otot tubuh.
Vaksin AstraZeneca, selain sinovac, dianggap lebih sesuai untuk Indonesia. Secara teknologi dan sarana prasarana kita sudah lebih familiar. Vaksin ini dapat disimpan pada suhu lemari es biasa. Berkisar antara 2 sampai 8 derajat Celsius. Tidak seperti Moderna yang butuh suhu minus 20 derajat Celsius . Atau Pfizer yang butuh tempat khusus bersuhu minus 70 derajat Celsius.Infra struktur coolchain kita jauh lebih siap, sehingga distribusi lebih mudah. Disamping tentunya keamanan dan efektivitas yang sudah sesuai standard WHO.