Imunisasi Rutin

Imunisasi Hepatitis B

Penyakit Hepatitis B dan Sejarah Imunisasi Hepatitis B

Sesuai rekomendasi WHO (1974), dilaksanakan Expanded Programme Immnuzation (EPI). Tujuan program ini antara lain memberikan proteksi dini terhadap 6 penyakit menular pada anak-anak diseluruh dunia. Kemudaian di Indonesia sejak tahun 1977 dilaksanakan Program Pengembangan Imunisasi (PPI) dengan anjuran pokok agar semua anak mendapatkan imunisasi untuk beberapa macam penyakit,seperti tuberculosis, difteri, pertusis, tetanus, polio dan campak. Sedangkan imunisasi hepatitis B secara bertahap dimasukan ke dalam program imunisasi sejak tahun 1991.

Imunisasi Hepatitis BMenurut Hou, J. et al (2001), Hepatitis B merupakan salah satu penyakit infeksi yang umum terjadi diseluruh dunia. Diperkirakan 2 triliun penduduk dunia mempunyai bukti serologis pernah terinfeksi virus hepatitis B (HBV). Sedangkan 350 juta penduduk dinyatakan sebagai pembawa HBV kronis. Berdasarkan jumoah tersebut, diperkirakan 75% diantaranya terdapat di Asia dan Pasifik barat.

Hepatitis B disebabkan oleh virus yang mempengaruhi hati. Virus hepatitis B ditemukan dalam cairan tubuh orang yang terjangkit termasuk darah, ludah dan air mani. Bayi-bayi yang ibunya mempunyai hepatitis B mempunyai resiko yang tinggi untuk tertular penyakit tersebut pada saat dilahirkan. Berdasarkan penelitian sekitar 15-40% pasien yang terinfeksi HBV akan berkembang menjadi sirosis, gagal hati, atau karsinoma hepatoseluler (HCC). Karsinoma hepatoseluler primer merupakan satu diantara sepuluh kanker yang banyak terjadi di dunia, dan 80% penyebabnya adalah HBV.

Bayi yang terjangkit hepatitis B dimungkinkan hanya mempunyai beberapa gejala ringan, bahkan tidak mempunyai gejala. Kemudian banyak dari bayi-bayi tersebut yang terus menyimpan virus hepatitis B dalam aliran darah mereka selama bertahun-tahun dan bisa menularkannya kepada orang lain. Sebanyak 25% dari penyebaran kuman hepatitis B bisa terkena kanker hati atau kerusakan pada hati di kemudian hari. Satu diantara 10 penderita HBV menjadi karier/pembawa HBV dan secara potensial dapat menularkannnya kepada orang lain. Sedangkan satu diantara penderita karier ini akan berkembang menjadi penyakit hepar yang serius, seperti sirosis dan karsinoma hepatoselular

Infeksi HBV merupakan kondisi serius yang perlu mendapat perhatian khusus meskipun sebagian besar pasien yang terinfeksi virus ini tidak memperlihatkan simptom yang jelas. Simptom yang umum terjadi pada penderita penyakit akut adalah jaundis dan flu-liked symptoms.

Cara paling efektif untuk mencegah hepatitis B adalah dengan imunisasi. Vaksin hepatitis B dapat diberikan secara aman kepada bayi-bayi tak lama sesudah kelahiran dan selama masa pertumbuhan. Jika hendak diimunisasi, bayi akan diberi vaksin hepatitis B sebelum meninggalkan rumah sakit. Kemudian bayi akan memerlukan tiga dosis vaksin hepatitis B lagi, barulah imunisasi akan lengkap.

Refference, antara lain: WHO. 2000. Hepatitis B. Journal of Immunology. Vol.1; Depkes. 1992. Petunjuk Pelaksanaan Imunisasi di Unit  Pelayanan Swasta; Hou,    J.,et.all. 2001. Epidemiology and Prevention of Hepatitis B Virus Infection. Department of Infectious Diseases and Hepatology Unit, Nanfang Medical University. Guangzhou, China.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Indonesian Public Health Portal