Kualitas udara dalam ruang sangat mempengaruhi kesehatan manusia, karena hampir 90% hidup manusia berada dalam ruangan. Polusi Udara dalam ruang menjadi isu utama setelah Environmental Protection Agency (EPA) pada tahun 1998 mengumumkan studi polusi udara dalam ruangan lebih berat daripada di luar ruangan. Menurut EPA, polusi jenis ini bahkan bisa menurunkan produktifitas kerja hingga senilai US $10 milyar (EPA, 2007). Menurut Aditama (1992), sebanyak 400 sampai 500 juta orang khususnya di negara yang sedang berkembang berhadapan dengan masalah polusi udara dalam ruangan.
Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Udara Dalam Ruangan
Kualitas udara dalam ruang suatu gedung sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari dalam gedung sendiri maupun dari luar gedung. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas udara dalam ruang menurut Idham (2003), adalah :
Faktor fisik, antara lain : Temperatur (tekanan panas); Kelembaban; dan Pergerakan udara (air movement)
Faktor Kimia, antara lain
Pengertian Pencemaran Udara Dalam Ruang
Menurut Idham (2003), kualitas udara dalam suatu ruang atau dikenal dengan istilah indoor air quality adalah salah satu aspek keilmuan yang memfokuskan perhatian pada mutu udara dalam suatu ruang dan udara yang akan dimasukkan ke dalam ruang atau gedung yang ditempati oleh manusia, apakah udara yang dipergunakan dalam ruang atau gedung tersebut memenuhi syarat kesehatan atau sebaliknya.
Menurut NHMRC (National Health Medical Research Council), pengertian udara dalam ruang atau indoor air adalah udara yang berada di dalam suatu ruang gedung yang ditempati oleh sekelompok orang yang memiliki tingkat kesehatan yang berbeda-beda selama minimal satu jam. Ruang gedung yang dimaksud dalam pengertian ini meliputi rumah, sekolah, restoran, gedung untuk umum, hotel, rumah sakit dan perkantoran.
Sumber penyebab polusi udara dalam ruangan antara lain yang berhubungan dengan bangunan itu sendiri, perlengkapan dalam bangunan, kondisi bangunan, suhu, kelembaban, pertukaran udara, dan hal-hal yang berhubungan dengan perilaku orang-orang yang berada di dalam ruangan, misalnya merokok. Sedangkan beberapa kondisi yang potensial menyebabkan polusi udara di dalam gedung adalah kepadatan manusia, bahan material dan dekorasi interior, sistem ventilasi dan pemanasan, keberadaan jamur dan bakteri, gas berbahaya, radiasi, benzena, bahan kimia penyebab leukemia yang berasal dari bahan bakar, produk-produk rumah tangga dan asap tembakau. Dilihat secara kimiawi, bahan pencemar utama udara (major air pollutants) adalah golongan oksida karbon (CO, CO2), oksida belerang (SO2, SO3), oksida nitrogen (NO, NO3), partikel (asap, debu, metal, garam sulfat), senyawa inorganik, hidrokarbon, energi panas (suhu) dan kebisingan (Soedomo, 2001).
Pada dasarnya ada tiga syarat utama yang berhubungan dengan kualitas udara dalam suatu ruang atau indoor air quality adalah (Idham, 2003):
Dalam investigasi permasalahan udara dalam ruang ada 4 parameter kunci yang mempengaruhi konsentrasi kontaminan yaitu: sumber kontaminan langsung, udara yang dimasukkan ke dalam ruang, udara pengeluaran dari ruang gedung, kontaminan yang berasal dari dalam gedung.
Referensi, antara lain : 1.Idham, M., 2003. Majalah Hiperkes dan Keselamatan Kerja; 2.Soedomo, M., 2001. Pencemaran Udara, Kumpulan Karya Ilmiah. ITB;3.Aditama Y.C., 1992. Polusi Udara dan Kesehatan. Arcan, Jakarta; 4.Environmental Protection Agency US (EPA), 1998, Indoor Air Facts No.4 (Revised): “Sick Building Syndrome (SBS)”, Washington, DC: U.S. Environmental Protection Agency, Available
Pengaruh Kondisi Sanitasi yang Buruk terhadap Kejadian Penyakit Diare Bagi keluarga besar Sanitarian khususnya dan…
Prinsip, Standar dan Parameter Sanitasi Kantin Sekolah Pengelolaan makanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan…
Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Hukum Penggunaan Vaksin Covid-19 Produk Astrazeneca…
Pengertian dan Bahaya Anemia Zat Besi Bagi Balita Anemia merupakan keadaan dimana terjadi penurunan kadar…
Penatalaksanaan medis, kontak erat, dan pencegahan infeksi dalam pengobatan kasus difteri. Manajemen medis Doktermemutuskan apakah…
Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 13 Tahun 2021 Tentang Hukum Vaksinasi Covid-19 Saat Berpuasa Beberapa…