Oleh: Munif Arifin
Setali tiga uang, trend kasus dan vaksinasi covid-19 sama-sama turun
Dari sudut pandang lain, ada penilaian menarik. Setidaknya menurut Bude Jamilah.
Yang terutama turun sebetulnya bukan cakupan vaksinasi.
Yang turun hanya energi untuk melanjutkan vaksinasi.
Lihatlah data di kampung bude ini:
Cakupan dosis 1 : 79%
Cakupan dosis 2 : 62%
Cakupan booster : 12%
Nah
Jelas sudah.
Terbukti nawaitu dan komitmen masyarakat sudah sangat keren pada dosis 1.
Yang tidak terbangun sejak awal itu mindset:
Bahwa vaksinasi covid-19 harus 3 kali. Setidaknya menurut juknis sampai saat ini. Harus tepat jadwal tepat interval. Agar terbentuk antibodi maksimal. Untuk perlindungan optimal.
Sebagaimana kita ketahui, vaksin covid-19 lahir secara darurat, ditengah darurat pandemi. Dengan disclaimer EUA- emergency use authorization.
Selanjutnya secara pro bono diinjeksikan intra muscular ke lengan kanan dan kiri kita.
Di kampung bude, walaupun tidak semeriah di kota-kota besar, sesaat setelah di-launching, antusiasme terlihat besar.
Setelah itu upaya serius terus dilakukan untuk menjaga stamina cakupan. Dengan kampanye sambung menyambung, stimulasi, seluruh pihak.
Kemudian berturut trend demand bergerak naik ketika vaksinasi menjadi syarat :
Sebetulnya test case penting pandemi covid-19 sudah berhasil dilalui. Mudik lebaran 2022.
Mudik tahun ini menjadi sangat fenomenal secara epidemiologi.
Bagaimana tidak.
Mobilitas kolosal penduduk pada mudik seharusnya sangat berisiko melahirkan banyak cluster. Mudik sangat dikhawatirkan dapat mengancam stabilitas trend harian dan mingguan kasus. Namun fakta dan data terbaca lain. Hampir 2 bulan pasca mudik, kasus Covid-19 masih relatif stabil. Flat rendah.
Penyebab tak lagi penting. Itu kinerja vaksin atau antibodi alami pasca badai delta dan omicron. Atau rekayasa ketat pembatasan kegiatan masyarakat. Atau efektivitas prokes.
Anda kemudian tahu, tiba-tiba dengan segera hal diatas ditangkap sebagai signal kuat transisi pandemi menjadi endemi. Oleh siapa saja. Dalam berbagai bentuk eksekusi, misalnya dengan:
Kemudian berita kurang menggembirakan datang dari vaksinasi Covid-19. Angka-angka yang terpampang pada laporan harian cakupan semakin konsisten rendah.
Misalnya bude mencatat, dibandingkan capaian tertinggi harian sebelum mudik, telah terjadi penurunan hingga lebih dari 70%.
Berbagai jurus dunia persilatan sudah dikerahkan. Dari koordinasi lintas batas, edukasi, sosialisasi, stimulan, stimulus.
Berbagai strategi belum menunjukkan tanda-tanda kenaikan demand vaksinasi covid-19. Hilal masih dibawah ufuk.
Bude menengarai telah terjadi kejenuhan tingkat dewa seluruh sumber daya maupun sasaran vaksinasi. Pandemi dan vaksinasi telah menguras seluruh stamina mereka.
Tindakan biasa sulit diharapkan dapat segera mengembalikan keadaan. Harus ada extra ordinary act.
Kerja keras saja sungguh tidak akan bisa. Harus kerja cerdas. Katanya.
Ada saran menarik Bude.
Segera perrluas coverage integrasi aplikasi pedulilindungi. Disegala level administrasi.
Hanya dengan sistem IT yang terintegrasi, kerja keras dapat menjadi kerja cerdas.
Efek Pencemaran Timbal Terhadap Kesehatan Diantara semua sistem pada organ tubuh, sistem syaraf merupakan sistem…
Faktor Alat Makan sebagai Media Penularan Penyakit pada Makanan Menurut Petunjuk Pemeriksaan Mikrobiologi Usap Alat…
Bionomik dan Jenis Lalat serta Peran Lalat dalam Penyebaran Berbagai Masalah Kesehatan Masyarakat Keberadaan lalat…
Penyelidikan Epidemiologi Kejadian Luar Biasa (KLB) Leptospirosis di lapangan Menurut Kemenkes (2017), laporan insidens lepotospirosis…
Aspek dalam Pelaksanaan Evaluasi Pengelolaan Program KesehatanEvaluasi atau kegiatan penilaian adalah merupakan bagian integral dari…
Pengertian, Unsur, dan Fungsi Koordinasi Kita sering menjadikan kata dan istilah koordinasi, sebagai alibi dan…