Kondisi vaksin yang poten, vaksin dalam kondisi terbaiknya, untuk dapat berfungsi sesuai standar terbaiknya, mutlak dipersyaratkan menjaga rantai dingin vaksin sesuai standar juga. Sebagaimana kita ketahui, sebagai sebuah produk biologis, vaksin sangat peka terhadao lingkungan fisik sekitarnya. Konsidi suhu dan keterpaparan cahaya, akan sangat sensitive terhadap ke-poten-an vaksin.
Untuk menjaga kualitas vaksin tetap tinggi sejak diterima sampai didistribusikan, vaksin harus selalu disimpan pada suhu yang telah ditetapkan, antara lain:
Beberapa ketentuan yang harus selalu diperhatikan dalam pemakaian vaksin secara berurutan adalah paparan vaksin terhadap panas, masa kadaluwarsa vaksin, waktu pendistribusian/penerimaan serta ketentuan pemakaian sisa vaksin.
Keterpaparan vaksin terhadap panas
Vaksin yang telah mendapatkan paparan panas lebih banyak (yang dinyatakan dengan perubahan kondisi VVM A ke kondisi B) harus digunakan terlebih dahulu meskipun masa kadaluwarsanya masih lebih panjang. Vaksin dengan kondisi VVM C dan D tidak boleh digunakan.
Masa kadaluarsa vaksin
Apabila kondisi VVM vaksin sama, maka digunakan vaksin yang lebih pendek masa kadaluwarsanya (Early Expire First Out/EEFO)
Waktu penerimaan vaksin (First In First Out/FIFO)
Vaksin yang terlebih dahulu diterima sebaiknya dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa vaksin yang diterima lebih awal mempunyai jangka waktu pemakaian yang lebih pendek.
Pemakaian Vaksin Sisa
Vaksin sisa pada pelayanan statis (Puskesmas, Rumah Sakit atau praktek swasta) bisa digunakan pada pelayanan hari berikutnya. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi adalah:
Monitoring vaksin dan logistik
Setiap akhir bulan atasan langsung pengelola vaksin melakukan monitoring administrasi dan fisik vaksin serta logistik lainnya. Hasil monitoring dicatat pada kartu stok dan dilaporkan secara berjenjang bersamaan dengan laporan cakupan imunisasi.
Lemari es dan freezer
Sistem Kompresi
Pada sistem pendinginan kompresi, lemari es/freezer menggunakan kompresor sebagai jantung utama untuk mengalirkan refrigerant (zat pendingin) ke ruang pendingin melalui evaporator, kompresor ini digerakkan oleh listrik AC 110 volt/220 volt/380 volt atau DC 12 volt/24 volt. Bahan pendingin yang digunakan pada sistem ini adalah refrigerant type R- 12 atau R134a.
Sistem absorpsi
Pada sistem pendingin absorpsi, lemari es/freezer menggunakan pemanas litrik (heater dengan tegangan 110 volt AC/220 volt AC/ 12 Volt DC) atau menggunakan nyala api minyak tanah atau menggunakan nyala api dari gas LPG (Propane/Butane). Panas ini diperlukan untuk menguapkan bahan pendingin berupa amoniak (NH3) agar dapat berfungsi sebagai pendingin di evaporator.
Bagian yang sangat penting dari lemari es/freezer adalah thermostat. Thermostat berfungsi untuk mengatur suhu bagian dalam pada lemari es atau freezer. Thermostat banyak sekali tipe dan modelnya, namun hanya 2 (dua) sistem cara kerjanya.
Bentuk pintu lemari es/freezer:
Alat pembawa vaksin
Alat untuk mempertahankan suhu
Referensi: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi
Hubungan ASI Eksklusif dengan Status Gizi Sebagian besar ahli sepakat manfaat ASI bagi tumbuh kembang…
Pengertian, Jenis, dan Penyebab Pencemaran Udara Menurut Mukono (2000), yang dimaksud pencemaran udara adalah bertambahnya…
Penyakit Karena Cacing Perut (Ascaris Lumbricoides) Ascaris lumbricoides atau cacing perut manusia termasuk Nemathelminthes. Ciri-ciri…
Outbreak Respon Immunization pada KLB Difteri , antara Kriteria dan Kajian Epidemiologi Oleh : Jrenk…
Keputusan Menteri Kesehatan Tahun 2025 tentang aturan perubahan Jenis dan jadwal Imunisasi Program Saat ini…
Wewenang Bidan Terkait Asuhan Persalinan Normal Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan…
View Comments
Terimakasih informasinya, semoga keluar di ujian cpns