Secara umum kita mengenal Inisiasi Menyusu Dini, sebagai proses ketika bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu). Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui, sehingga diharapkan terpenuhinya kebutuhan gizi bayi hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi.
Sebagaimana kita ketahui, ASI merupakan makanan alami pertama untuk bayi, memberikan semua energi dan gizi bayi untuk kebutuhan bulan pertama kehidupan, dan terus diberikan sampai setengah atau lebih dari kebutuhan gizi bayi. Menurut WHO (2009), pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada awal kelahiran sampai enam bulan pertama kehidupan di Indonesia masih kurang. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, cakupan pemberian ASI eksklusif bayi 0-5 bulan baru sekitar 27,2 persen. Sementara jenis makanan prelaktal (makanan atau minuman yang diberikan kepada bayi baru lahir ) yang paling banyak diberikan ialah susu formula (71,3 persen). Menurut Depkes RI (2007), bayi yang tidak diberi ASI secara penuh pada enam bulan pertama kehidupan, mempunyai risiko terkena diare 30x lebih besar dibandingkan dengan yang diberikan ASI selama enam bulan penuh.
Inisiasi menyusu dini (IMD) atau early lactch on/breast crawl menurut UNICEF merupakan kondisi ketika bayi mulai menyusu sendiri setelah lahir, yaitu ketika bayi memiliki kemampuan untuk dapat menyusu sendiri, dengan kriteria terjadi kontak kulit ibu dan kulit bayi setidaknya dalam waktu 60 menit pertama setelah bayi lahir. Cara bayi melakukan IMD dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara.
Pendapat senada mengemukakan, bahwa inisiasi menyusu dini (IMD) didefinisikan sebagai proses membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah dilahirkan dan disusui selama satu jam atau lebih. Prinsipnya, IMD merupakan kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi, bayi ditengkurapkan di dada atau di perut ibu selekas mungkin setelah seluruh badan dikeringkan (bukan dimandikan), kecuali pada telapak tangannya dan dibiarkan merangkak untuk mencari puting untuk segera menyusui. Kedua telapak tangan bayi dibiarkan tetap terkena air ketuban karena bau dan rasa cairan ketuban ini sama dengan bau yang dikeluarkan payudara ibu, dengan demikian ini menuntun bayi untuk menemukan puting. Lemak yang menyamankan kulit bayi sebaiknya dibiarkan tetap menempel.
Terdapat beberapa manfaat penting Inisiasi Menyusui Dini, antara lain :
Mengurangi tingkat kematian bayi: Inisiasi menyusu dini bisa mempengaruhi resiko kematian pada bayi yang baru lahir dengan empat mekanisme (Edmond et al, 2006), yaitu : .
Pada bayi yang terlambat diberi ASI atau bayi yang diinisiasi ASI setelah hari pertama kehidupan, mengalami peningkatan resiko kematian neonatal meningkat hingga 2,4 kali. Penelitian ini juga mengungkapkan, terjadi peningkatan persentase keselamatan bayi, yaitu jika bayi diberi ASI dalam satu hari pertama maka kehidupan bayi bisa diselamatkan sebanyak 16% dan apabila diinisiasi dalam satu jam pertama maka akan meningkat menjadi 22%. Sementara menurut UNICEF sebanyak 30.000 bayi yang biasanya meninggal pada bulan pertama kelahirannya, dapat diselamatkan dengan melakukan inisiasi menyusui dini setelah satu jam pertama kelahiran.
Membantu meningkatkan lama menyusui: Penelitian Fikawati dan Syafiq (2003) menyebutkan bahwa ibu yang memberi ASI ≤30 menit setelah kelahiran kemungkinan 2-8 kali lebih besar untuk memberikan ASI eksklusif selama empat bulan. Sementara penelitian di Jepang oleh Nakao et al (2008), menyebutkan bahwa keberhasilan ASI eksklusif sampai empat bulan berhubungan dengan IMD dalam dua jam pertama kehidupan.
Mengurangi perdarahan ibu: Hal ini dapat terjadi (Yuliarti, 2010), disebabkan karena ketika bayi diletakkan di dada ibunya, ia berada tepat di atas rahim ibu. Hal itu membantu menekan plasenta dan mengecilkan rahim ibu. Dengan begitu, perdarahan ibu akan berhenti karena ada kontraksi rahim.
Menjaga produktivitas ASI: Mekanisme ini dimungkinkan karena isapan bayi penting dalam meningkatkan kadar hormon prolaktin, yaitu hormon yang merangsang kelenjar susu untuk memproduksi ASI. Isapan itu akan meningkatkan produksi susu dua kali lipat.
Menurut Yuliarti (2010), tahapan dalam pelaksanaan IMD, antara lain:
Sedangkan secara detail, beberapa tahap Inisiasi Menyusu Dini, sebagai berikut:
Tatalaksana Balita Gizi Buruk di Puskesmas Pusat pelayanan kesehatan masyarakat (Puskesmas) bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan…
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 Bidang Sanitasi Ruang lingkup sanitasi dalam laporan Riskesdas 2010…
Prosedur Desinfeksi Sumur Gali dan Sumur Pompa Tangan Mengingat kecenderungan pencemaran baik fisik, kimia, maupun…
Pemberdayaan Masyarakat dengan Metode Community Led Total Sanitation (CLTS) Pembangunan sanitasi dengan menggunakan metode pemberdayaan…
Demam Derdarah dan Aedes Aegypti, Siklus Hidup dan Karakteristik Masalah yang selalu menghantui kita setiap…
Field Guide to Environmental Engineering for Development Workers: Water, Sanitation, and Indoor Air Throughout the…