Anemia merupakan keadaan dimana terjadi penurunan kadar haemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah dari nilai normal untuk kelompok tertentu didasarkan atas umur dan jenis kelamin. Batasan Hb untuk anak balita menurut SE Menkes No.736 a/Menkes/XI/1989 adalah sebesar 11 gram %.
Defisiensi anemia besi merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian bayi di dunia. Angka yang moderat untuk anemia adalah hemoglobin < 100 g/L yang berhubungan dengan mental dan motorik anak yang irreversible (Zlotkins, 2003).
Sebagai perbandingan permasalahan anemia pada anak ini, menurut Zlotkin (2003), di Kanada 4 5 % anak yang belum sekolah menderita anemia besi sedangkan di negara berkembang prevalensinya melebihi 50 % terutama pada anak yang berusia satu tahun.
Sementara menurut Pudjiadi (2005), prevalensi anemia di daerah miskin sangat tinggi terutama pada balita gizi buruk atau sedang menderita infeksi. Dapat dikatakan bahwa prevalensi anemia meningkat dengan memburuknya keadaan gizi, insidensi tertinggi terdapat pada golongan umur 1-3 tahun, sesuai prevalensi puncak KEP, pada anak-anak yang sedang menderita infeksi pada umumnya ditemukan kadar hemoglobin yang lebih rendah.
Terdapat beberapa tingkatan defisiensi zat besi menurut Gibson (1990), antara lain :
Penyebab Anemia
Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin, sehingga disebut anemia kekurangan besi atau anemia gizi besi. Beberapa penyebab terjadinya kekurangan zat besi dalam tubuh antara lkain :
Akibat anemia defisiensi zat besi pada balita terjadinya gangguan atau hambatan pada pertumbuhan sehingga tidak dapat mencapai tinggi yang optimal dan anak menjadi kurang cerdas juga mudah terkena penyakit infeksi karena daya tahan tubuh menurun. Sementara menurut Zlotkin (2003), efek atau akibat dari anemia pada balita berupa terjadinya penurunan perilaku dan kognitif seperti rentan terhadap penyakit, cengeng, juga terjadinya gangguan perkembangan motorik
Sementara batas normal kadar hemoglobin, menurut WHO sebagai berikut :
– Anak umur 6 bulan s/d 6 tahun 11 g/100 ml
– Anak umur 6 tahun s/d 14 tahun 12 g/100 ml
– Dewasa laki-laki 13 g/100 ml
– Dewasa wanita 12 g/100 ml
– Wanita hamil 11 g/100 ml
Refference, antara lain : Zlotkin, S. 2003. Clinical nutrition : the role of nutrition in the prevention of iron deficiency anemia in infants, children and adolescents, canadian medical association; Pudjiadi, S.2005. Ilmu gizi klinis pada anak.Gaya Baru; Gibson, R.S.,et al. 1998. Complementary foods for infant feeding in developing countries : their nutrient adequacy and improvement.
Field Guide to Environmental Engineering for Development Workers: Water, Sanitation, and Indoor Air Throughout the…
Alur Pelayanan Balita Gizi Buruk di Puskesmas Pelaksanaan upaya pencegahan gizi buruk dibagi dalam tiga…
Pedoman WHO Untuk Kontrol Kualitas Udara dalam Ruangan, terkait Kelembaban dan Jamur Terdapat sebuah pedoman…
Download Keputusan Dirjend Yankes Nomor HK.02.02/I/3991/2022 Tentang Juknis Akreditas Puskesmas Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan…
Dowonload Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2015 Tentang Kementerian Kesehatan Peraturan Presiden Nomor…
Petunjuk Teknis Kampanye dan Introduksi Imunisasi Measles Rubella (MR) 2017 Sebagaimana kita ketahui, pada bulan…