Diantara semua sistem pada organ tubuh, sistem syaraf merupakan sistem yang paling sensitif terhadap daya racun yang dibawa oleh logam Pb. Pengamatan yang dilakukan pada pekerja tambang dan pengolahan timbal menunjukkan bahwa pengaruh dari keracunan Pb dapat menimbulkan kerusakan otak, penyakit-penyakit yang berhubungan dengan otak, sebagai akibat dari keracunan Pb adalah epilepsy, halusinasi, kerusakan pada otak besar.
Pemaparan Pb secara terus menerus melalui saluran pernafasan dapat mempengaruhi sistem haemapoistik. Salah satu akibat yang sering terjadi adalah anemia. Anemia yang berasal dari Pb tersebut merusak dan menyerang sel darah merah, memendekkan umur sel darah merah, menurunkan kadar retikulosit, meningkatkan kandungan logam Fe dalam plasma darah dan merusak sintesis heme.
Senyawa-senyawa Pb yang terlarut dalam darah akan dibawa oleh darah ke seluruh sistem tubuh, pada peredarannya, darah akan terus masuk ke glomerulus yang merupakan bagian ginjal. Dalam glomerulus tersebut terjadi proses pemisahan akhir dari semua bahan yang dibawa oleh darah, apakah masih berguna bagi tubuh atau harus dibuang karena tidak diperlukan lagi. Dengan ikut sertanya senyawa timbal yang terlarut dalam darah ke sistem urinaria akan mengakibatkan terjadinya kerusakan pada saluran ginjal.
Keracunan timbal yang parah menyebabkan ketidaksuburan, keguguran, bayi meninggal dalam kandungan, dan kematian bayi baru lahir. Sedangkan pada pria akan menyebabkan penurunan kemampuan reproduksi sperma. Organ lain yang dapat diserang karena keracunan timah hitam adalah jantung.
Jika telah terjadi keracunan timbal dalam tubuh, maka beberapa usaha pengobatan dapat dilakukan. Pengobatan keracunan timah hitam yang dikenal sampai saat ini adalah dengan memberikan CaNa2EDTA (calsium dinatrium etilen diamin tetra acetc acid). Sebelumnya dikenal pengobatan dengan memindahkan timbal kedalam jaringan lunak tulang. Gejala klinik dapat diatasi, tetapi tidak efektif untuk mengatasi kerusakan yang progresif akibat keracunan ini. Kombinasi dimerkapol dan CaNa2EDTA lebih efektif dalam meningkatkan ekresi timah hitam dalam urin dan menurunkan kadar timbal dalam urin dan menurunkan kadar timbal dalam darah.
Di pasaran, Na2 EDTA tersedia dalam bentuk tablet 500 mg tetapi agak jarang dipakai karena sukar larut oleh saluran cerna. Selain itu tersedia dalam bentuk ampuls yaitu, larutan sebesar 25% CaNa2EDTA yang disuntikan secara intra musculair tiga kali sehari sebesar 25 mg/kg BB, dengan interval delapan jam.
Reference: Palar. H, 2004, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. PT Rineka Cipta.Jakarta.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 Bidang Sanitasi Ruang lingkup sanitasi dalam laporan Riskesdas 2010…
Prosedur Desinfeksi Sumur Gali dan Sumur Pompa Tangan Mengingat kecenderungan pencemaran baik fisik, kimia, maupun…
Pemberdayaan Masyarakat dengan Metode Community Led Total Sanitation (CLTS) Pembangunan sanitasi dengan menggunakan metode pemberdayaan…
Demam Derdarah dan Aedes Aegypti, Siklus Hidup dan Karakteristik Masalah yang selalu menghantui kita setiap…
Field Guide to Environmental Engineering for Development Workers: Water, Sanitation, and Indoor Air Throughout the…
Alur Pelayanan Balita Gizi Buruk di Puskesmas Pelaksanaan upaya pencegahan gizi buruk dibagi dalam tiga…