Terdapat sebuah pedoman yang dikeluarkan WHO terkait kontrol kualitas udara dalam ruangan (WHO guidelines for indoor air quality : dampness and mould). Pedoman ini menurut kami penting sebagai referensi tupoksi rekan-rekan Sanitarian, misalnya untuk melengkapi referensi penyehatan rumah.
Berikut beberapa kuotasi yang diambilkan dari pedoman tersebut :
Sebagaimana diketahui, kita menghabiskan sebagian besar waktu, sepanjang hari, dalam ruangan : di rumah, kantor, sekolah, fasilitas kesehatan, atau tempat publik lainnya. Kualitas udara yang kita hirup di gedung-gedung merupakan faktor penentu penting dari kesehatan kita.
Polusi udara dalam ruangan karena faktor kelembaban, keberadaan mikroorganisme, merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Sekitar 1,5 juta kematian setiap tahun terkait dengan pembakaran bahan bakar padat dalam ruangan (seperti di dapur), yang sebagian besar terjadi di kalangan perempuan dan anak-anak di negara berpenghasilan rendah.
Pencemaran mikroba adalah elemen kunci terjadinya polusi udara dalam ruangan. Hal ini disebabkan oleh karena terdapat ribuan spesies bakteri dan jamur, tumbuh di dalam rumah ketika kelembaban optimal tersedia untuk pertumbuhan mereka. Efek yang paling penting dari kondisi ini, berupa terjadinya peningkatan prevalensi gejala sakit pernafasan, alergi dan asma serta gangguan dari sistem kekebalan.
Cara yang paling penting untuk menghindari resiko yang merugikan kesehatan adalah pencegahan (atau minimisasi) kelembaban pada permukaan interior dan struktur bangunan, sehingga mampu meminimasi reseiko pertumbuhan mikroba.
Pedoman WHO ini antara lain bertujuan untuk melindungi kesehatan masyarakat dari risiko kesehatan akibat kelembaban, terkait dengan pertumbuhan mikroorganisme dan terjadinya kontaminasi dalam ruangan tertutup. Pedoman ini didasarkan pada tinjauan komprehensif dan evaluasi dari bukti ilmiah yang dikumpulkan oleh kelompok ahli dari berbagai multidisiplin ilmu.
Masalah kualitas udara dalam ruangan diakui sebagai faktor risiko penting bagi kesehatan. Udara dalam ruangan juga penting karena populasi menghabiskan sebagian besar waktu di dalam bangunan.
Pencemaran mikroba melibatkan ratusan spesies bakteri dan jamur yang tumbuh di dalam ruangan ketika kelembaban cukup tersedia. Paparan mikroba kontaminan secara klinis dikaitkan dengan gejala penyakit pernapasan, alergi, asma dan reaksi imunologi .
Beberapa bukti menunjukkan peningkatan risiko rhinitis alergi dan asma. Beberapa studi intervensi juga menunjukkan bahwa perbaikan pada aspek kelembaban dapat mengurangi resiko kesehatan yang merugikan.
Setelah membaca pedoman ini, sesuatu yang mungkin tidak kita fokuskan selama ini, bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembanban dalam ruangan antara lain seperti kebocoran air, hujan, dan banjir, infiltrasi melalui selubung bangunan, bingkai logam pada jendela, pipa air berpendingin dari AC, dan lainnya. Kegiatan inspeksi yang teliti, jika memungkinkan diikuti pengukuran yang tepat dapat digunakan untuk mengkonfirmasi kelembaban ruangan dan pertumbuhan mikroba. Hubungan antara kelembaban, paparan mikroba dan efek kesehatan dapat diukur secara tepat.
Pedoman ini secara garis besar berisi beberapa detail topik penting berikut :
Alur Pelayanan Balita Gizi Buruk di Puskesmas Pelaksanaan upaya pencegahan gizi buruk dibagi dalam tiga…
Download Keputusan Dirjend Yankes Nomor HK.02.02/I/3991/2022 Tentang Juknis Akreditas Puskesmas Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan…
Dowonload Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2015 Tentang Kementerian Kesehatan Peraturan Presiden Nomor…
Petunjuk Teknis Kampanye dan Introduksi Imunisasi Measles Rubella (MR) 2017 Sebagaimana kita ketahui, pada bulan…
Fungsi Kalsium Bagi Tubuh Kalsium merupakan mineral yang sangat penting bagi manusia. Fungsi kalsium dalam…
Prosedur Diagnosis Penyakit TB Paru Pada Anak Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang sudah sangat lama…