Pengertian sistem rujukan menurut Sistem Kesehatan Nasional Depkes RI 2009, merupakan suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu/lebih kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dari unit berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal antar unit-unit yang setingkat kemampuannya.
Sementara beberapa jenis rujukan menurut pengertian diatas meliputi Rujukan Medis (rujukan pasien, dan rujukan laboratorium; Rujukan Kesehatan (rujukan iptek dan keterampilan yaitu pengalihan pengetahuan dan keterampilan; dan Rujukan Manajemen (pengiriman informasi guna kepentingan monitoring semua kegiatan pelayanan kesehatan diperlukan sistem informasi.
Dalam Bidang kesehatan maternal dan perinatal, menurut Samsulhadi (2007), rujukan terlambat yang tinggi merupakan salah satu permasalahan utama dari terjadinya kematian ibu atau bayi. Keterlambatan ini disebabkan berbagai permasalahan dasar pada aspek kesehatan maupun non kesehatan. Beberapa diantaranya meliputi permasalahan dari faktor geografis, sosial, maupun kemampuan pembiayaan.
Menurut SKN 2009 tersebut, sistem rujukan pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal mengacu pada prinsip utama kecepatan dan ketepatan tindakan, efisien, efektif, sesuai dengan kemampuan dan kewenangan bidan serta fasilitas pelayanan. Setiap kasus dengan kegawatdaruratan maternal dan neonatal yang datang ke Puskesmas PONED (Penanggulangan Obstetri Neonatal Esensial Dasar), harus langsung dikelola sesuai dengan prosedur tetap buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Setelah dilakukan stabilisasi kondisi pasien (pemberian obat-obatan, pemasangan infus dan pemberian oksigen), kemudian ditentukan apakah pasien akan dikelola di tingkat puskesmas PONED atau dirujuk ke rumah sakit PONEK (Penanggulangan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif), untuk mendapatkan pelayanan yang lebih sesuai dengan kegawatdaruratannya dalam upaya penyelamatan jiwa ibu dan anak.
Beberapa faktor dapat menjadi sebab terjadinya rujukan terlambat seperti terjadinya komplikasi persalinan, kesulitan pengambilan keputusan (terkait aspek ekonomi biaya dan transportasi), aspek geografis juga ketersediaan sarana prasarana rumah sakit.
Sedangkan beberapa faktor yang mempengaruhi rujukan darurat dari pemberi rujukan ke penerima rujukan menurut Depkes RI sebagai berikut :
Sementara menurut Saifuddin, A.B (Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, 2002), terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merujuk kasus gawat darurat meliputi:
Tahap dan Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini Air Susu Ibu biasanya diberikan 30 menit setelah kelahiran…
Efek Pencemaran Timbal Terhadap Kesehatan Diantara semua sistem pada organ tubuh, sistem syaraf merupakan sistem…
Tafsir Endemi dan Demand Vaksinasi Covid-19 Oleh: Munif Arifin Setali tiga uang, trend kasus …
Faktor Alat Makan sebagai Media Penularan Penyakit pada Makanan Menurut Petunjuk Pemeriksaan Mikrobiologi Usap Alat…
Bionomik dan Jenis Lalat serta Peran Lalat dalam Penyebaran Berbagai Masalah Kesehatan Masyarakat Keberadaan lalat…
Penyelidikan Epidemiologi Kejadian Luar Biasa (KLB) Leptospirosis di lapangan Menurut Kemenkes (2017), laporan insidens lepotospirosis…
View Comments
thankz udah nambah wawasan,,,
dikit betul isiinya