Tujuan Surveilans Gizi

Menurut WHO, pengertian survailans gizi,  merupakan kegiatan  pengamatan keadaan gizi, dalam rangka untuk membuat keputusan yang berdampak pada perbaikan gizi penduduk dengan menyediakan informasi yang terus menerus tentang keadaan gizi penduduk, berdasarkan pengumpulan data langsung sesuai sumber yang ada, termasuk data hasil survei dan data yang sudah ada.

Sementara menurut Depkes RI (2006), surveilans gizi merupakan pengamatan yang dilakukan terhadap anak balita dalam rangka mencegah terjadinya kasus gizi buruk. Hasil surveilans dan pengumpulan serta analisis data pada surveilans kesehatan masyarakat, digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang status kesehatan populasi guna merencanakan, menerapkan, mendeskripsikan, dan mengevaluasi program kesehatan masyarakat untuk mengendalikan dan mencegah kejadian yang merugikan kesehatan (Timmreck, 2005).

Terdapat tiga jenis utama sistem surveilans gizi menurut Mason et al., (1984), antara lain Kegiatan pemantauan gizi jangka panjang;  Kegiatan evaluasi dampak program gizi; Sistem peringatan tepat waktu untuk mengidentifikasi kekurangan pangan akut.

Menurut WHO menggambarkan sistem surveilans gizi sebagai proses yang berkesinambungan, dengan tujuan antara lain:

  1. Menggambarkan status gizi penduduk, dengan referensi khusus bagi mereka yang menghadapi risiko
  2. Menganalisis faktor-faktor penyebab yang terkait dengan gizi buruk
  3. Mempromosikan keputusan oleh pemerintah, baik mengenai perkembangan normal dan keadaan darurat
  4. Memprediksi kemungkinan masalah gizi sehingga dapat membantu dalam perumusan kebijakan
  5. Memantau dan mengevaluasi program gizi.

Sementara menurut Soekirman & Karyadi (1995), tujuan dan lingkup dan  sistem surveilans gizi, antara lain :

  1. Sebagai pperingatan dan intervensi tepat waktu.
  2. Menghubungkan masalah daerah rawan, dengan otoritas yang lebih tinggi pada tingkat propinsi dan tingkat pusat.
  3. Memberikan indikator yang berfungsi sebagai mekanisme deteksi dini untuk krisis pangan
  4. Membimbing tindakan cepat untuk mengatasi penurunan ketersediaan pangan dan konsumsi, khususnya di kalangan rumah tangga miskin

Refference, antara lain :

Timmreck, C.T. .2005. Epidemiologi: Suatu Pengantar. EGC.; Soekirman & Karyadi, D. 1995. Nutrition surveillance: A planners’ perspective. Food and Nutrition Bulletin. 16 (2), United Nations University, Tokyo. ;Ismail, S.J.1991. Nutritional surveillance: experiences from developing countries, In: Proceedings of the Nutrition Society. London. London School of Hygiene and Tropical Medicine. ; Mason, J. B., et al. 1984. Nutritional Surveillance. Geneva: WHO; Depkes R.I. 2006. Glosarium Data dan Informasi Kesehatan.

Incoming Search Terms:

kesmas

Recent Posts

Fatwa MUI Tentang Hukum Penggunaan Vaksin Covid-19 Produk Astrazeneca

Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Hukum Penggunaan Vaksin Covid-19 Produk Astrazeneca…

9 hours ago

Bahaya Anemia Bagi Balita

Pengertian dan Bahaya Anemia Zat Besi Bagi Balita Anemia merupakan keadaan dimana terjadi penurunan kadar…

21 hours ago

Penatalaksanaan kasus suspek difteri

Penatalaksanaan medis, kontak erat, dan pencegahan infeksi dalam pengobatan kasus difteri. Manajemen medis Doktermemutuskan apakah…

1 day ago

Fatwa MUI Tentang Hukum Vaksinasi Covid-19 Saat Berpuasa

Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 13 Tahun 2021 Tentang Hukum Vaksinasi Covid-19 Saat Berpuasa Beberapa…

2 weeks ago

Kecoak Vektor Penyebaran Penyakit

Kecoak dan Peranannya dalam Penyebaran Penyakit dan Masalah Kesehatan Kecoak adalah hewan nocturnal (hewan yang…

2 weeks ago

Seri Marketing Sanitasi

Update Marketing Sanitasi Sementara Marketing Sanitasi di Kab. Lumajang saat ini sudah melahirkan beberapa boss…

2 weeks ago