Salah satu penyebab terjadinya obesitas menyebutkan, bahwa obesitas terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar. Banyaknya asupan energi dari konsumsi makanan yang dicerna melebihi energi yang digunakan untuk metabolisme dan aktivitas fisik sehari-hari. Kelebihan energi ini akan disimpan dalam bentuk lemak pada jaringan lemak.
Menurut hukum termodinamik, obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dan keluaran energi (energy expenditure) sehingga terjadi kelebihan energi yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak dalam jangka waktu yang lama Kelebihan energi tersebut dapat disebabkan oleh asupan energi yang tinggi atau keluaran energi yang rendah.
Obesitas merupakan masalah yang rumit, dan untuk mengerti penyebabnya dibutuhkan tinjauan kasus demi kasus. Manifestasi klinis dan komplikasi yang sering ditemukan pada obesitas antara lain hipertensi, penyakit arteri koroner, kegagalan jantung, infeksi saluran napas, diabetes mellitus, osteoarthritis, dan sebagainya. Hubungan antara angka kejadian hipertensi dan berat badan meningkat tajam sesuai peningkatan berat badan.
Salah satu penyebab jantung koroner adalah kebiasaan makanan berlemak tinggi terutama lemak jenuh. Semakin banyak konsumsi lemak, berarti semakin meningkat kadar kolesterol dalam darah. Dari hasil penelitian para ilmuwan dari National Heart, Lung and Blood Institut di Bethesda, Maryland, Amerika dikatakan bahwa setiap penurunan 1% kolesterol dalam darah akan menurunkan risiko serangan jantung koroner sebesar 2%.
Resiko penyakit kardiovaskuler, yang ditandai dengan peningkatan insulin, trigliserida, LDL-kolesterol dan tekanan darah sistolik serta penurunan kadar HDL- kolesterol, resiko diabetes tipe 2, serta gangguan ortopedik, yang disebabkan kelebihan berat badan.
Penyakit diabetes mellituss (DM) terjadi karena hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas tidak memadai lagi jumlahnya untuk proses metabolisme karbohid rat secara normal. Akibatnya, sebagian besar glukosa yang dikonsumsi tidak dapat diubah menjadi glikogen, sehingga gula darah bertambah tinggi (hiperglikemia). Sedangkan sebagian dari kelebihan glukosa dalam darah tersebut akan dibuang melalui urin (glikosuria) Gejala gejala yang dirasakan penderita penyakit ini adalah sering merasa haus dan cepat lelah yang disertai penurunan berat badan meskipun nafsu makan tidak berubah. Hasil penelitian epidemiologi, menunjukkan adanya kaitan antara konsumsi serat makanan dengan penyakit diabetes mellitus.
Prinsip Diet Pada Penderita Diabetes Mellitus Berdasarkan data BPS tahun 2003 prevalensi penderita diabetes melitus…
Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri. Dalam rangka menyeragamkan teknik…
Debu sebagai Sumber Pencemaran Udara Partikel debu akan berada di udara dalam waktu yang relatif…
Benarkan tren peningkatan KLB PD3I karena Pandemi? Kementerian Kesehatan melalui Dirjend P2P, tanggal 11 Januari…
Pantulan Kubah Oleh: Munif Arifin Kelok kali itu kian menjauh Buram pas diujung pantulan Kubah…
Manajemen Kesehatan Masyarakat Sesuai Permenkes 413 tahun 2020 Permenkes 413 tahun 2020 tentang pedoman pencegahan…
View Comments
bagaimana cara kita mengatasi agar tidak kegemukan sedangkan kita lihat makanan kita langsung melahapnya.. heheeee