Oleh: Munif Arifin
Sebuah pesan pribadi saya terima dari Bude.
Kemudian berturut beberapa pesan reply dari group WA alumni SMA bude. Soal perubahan aturan masa karantina pelaku perjalanan internasional di bandara. Dari 7 hari menjadi 5 hari. Tentu (masih) dengan catatan dan pengecualian. Bude mengaku dibuat bingung dengan seringnya perubahan masa karantina ini.
Beliau peduli karena cucu tercinta akan datang dari negari seberang. Tepatnya pulang kampung. Setelah berpuluh tahun.
Masa Inkubasi
Beberapa chat kubalas. Kusampaikan bahwa silih bergantinya masa karantina seharusnya didasarkan update referensi virus corona 2019 ini. Terutama masa inkubasi.
Kenapa? Tanya bude.
Karena masa inkubasi omicron hanya 3 hari? Yaakiin .. ?
Kemudian berturut-turut beliau mengirimkan pesan WA susulan. Kali ini semacam resume launching versi update penetapan masa karantina, sebagai berikut:
Bude lengkap mencantumkan Surat Edaran (SE) perubahan diatas, Nomor dan tahun dikeluarkan. Tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Soal tulis menulis beliau memang keren. Segala urusan dicatatnya. Prinsipnya, tulis semua yang kau kerjakan. Kerjakan semua yang kau tulis. Tentu yang paling dominan tentang pernak pernik urusan belanja. Dan catatan panjang dokumen resmi negara sebagai bendahara arisan ibu-ibu dasa wisma.
Kusampaikan, bahwa seharusnya bobot terbesar perhitungan lama masa karantina ini didasarkan pada faktor masa inkubasi covid-19. Setelah itu baru aspek lain. Bisa ipoleksosbudhankam.
Bude menamai diskusi singkat di chat ini sebagai qou vadis masa inkubasi
Masa inkubasi merupakan waktu yang diperlukan oleh virus (covid-19) untuk berlipatganda (setelah masuk) dalam tubuh seseorang hingga timbul gejala (bisa demam, batuk, pilek, anosmia, sesak nafas, dan atau lainnya).
Umumnya rata-rata masa inkubasi Covid-19 selama 5-6 hari, namun bisa 14 hari.
Lalu kapan waktu paling awal dapat menemukan virus dalam tubuh seseorang (sebelum virus berkembang berlipat ganda)?
Logika Bude, jika alat test dengan sensitifitas tinggi dapat menangkap itu, akan sangat bermakna. Misalnya berpotensi dapat menggugurkan tahap exit test pada masa karantina yang mempersyaratkan hasil swab negatif.
Dengan kata lain tidak perlu karantina jika entry test sudah valid.
Dengan kata lain lagi, tidak lagi ada karantina yang naik status menjadi isolasi (karena hasil swab menjadi positif)
Khan bisa saja infeksi terjadi ditempat karantina. Seloroh bude.
Bude masih melanjutkan dengan beberapa pertanyaan ini.
Saya mencoba menuliskan kembali time series diagnosa covid ini, sebagai jawaban tak langsung pertanyaan bude diatas.
Kronologi penegakan diagnosa covid-19.
Bahwa penerapan aturan berapa lama waktu karantina, dilakukan seiring penggunaan metode penegakan diagnosa.
Misalnya di awal pandemi dilakukan pemeriksaan masif menggunakan Rapid Test antibody (sampel darah). Disamping Rapid test PCR.
Kemudian diperkenalkan Rapid Diagnosis Test Antigen (dengan sampel swab hidung tenggorokan). Artinya terdapat pilihan metode rapid antibody, rapid antigen, dan NAAT molekuler.
Ke tiganya tentu include dengan update biaya pemeriksaannya.
Rekomendasi WHO masih dengan test molekuler (memeriksa material genetik virus dalam tubuh). Dengan NAAT-RT-PCR
Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan rapid test antibody, masih diperlukan sekian waktu, dihitung sejak tubuh terpapar virus sampai dengan terbentuk antibody (IgM dan IgG).
Antibodi IgG dan IgM belum bisa terdeteksi saat awal seseorang terpapar, sehingga jika pemeriksaan dilakukan pada saat ini hasilnya potensial negatif palsu
Prosedur kemudian ditetapkan untuk mengatasi hal itu. Dengan test ulang pada hari ke 3-7 setelah pemeriksaan pertama.
Jika mengacu pada pola respon tubuh saat virus masuk tubuh, maka dapat dijelaskan bahwa antibodi IgM menunjukkan respons tubuh pada tahap awal (respons akut). Sementara IgG merupakan indikator bahwa tubuh pernah terinfeksi virus (Covid-19).
Tentu deteksi menjadi agak terlambat.Juga bermasalah pada sensitivitas atau spesifisitas hasil, karena bias pada jenis antibody yang terjaring.
Sensitifitas?
Sensitifitas merupakan kemampuan alat menunjukkan seseorang yang di Test benar terpapar virus atau sakit dengan hasil test positif.
Spesifitas dimaksudkan, jika alat tersebut digunakan untuk ngetest orang lain yang tidak terpapar atau tidak sakit maka hasilnya negatif.
Setelah hasil rapid test antibodi diangab gagal merepresentasikan maping pandemi sesungguhnya kemudian dunia industri lab mengenalkan RDT-AG. Dan segera para regulator me-legimated metode ini. Diklaim sebagai cara paling efektif untuk tes massal suspek covid-19.
Namun sebagaimana sejak awal pandemi, gold standar diagnosis covid-19 tetap RT-PCR. Metode real-time reverse transcriptase
Polimerase Chain Reaction ini pada dasarnya merupakan teknik analisis untuk mendeteksi molekul RNA hasil salinan kode DNA yang terdapat dalam sel virus.
Molekul RNA ini berfungsi menyimpan informasi genetik dalam sel virus.
Misalpun jumlah virus sangat sedikit, metode ini tetap mampu mendeteksi jejak virus. Dengan kata lain, akurasi dan sensifititas diyakini tinggi.
Metode lain rekomendasi WHO adalah WGS (whole genome sequencing). WGS lagi naik daun karena Omicron.
Sebetulnya diskusi dengan bude ini masih terus berlanjut.
Terpaksa saya sudahi karena tiba-tiba muncul episode anyar Ghost Doctor (on going).
Namun kita sepakat dalam satu hal.
Dengan melihat kronologi masa inkubasi, masa karantina, metode diagnosa, kita sepakat sebetulnya perangkat mengatasi pandemi ini on the track semakin dapat dipecaya.
Penyelidikan Epidemiologi Kejadian Luar Biasa (KLB) Rabies di lapangan Menurut Kemenkes (2017), penyakit rabies merupakan…
Pemeriksaan dan Pembinaan Kesehatan Haji mencapai istithaah kesehatan jemaah haji untuk menuju Keluarga Sehat”(Petunjuk Teknis…
The Columbia University School of Public Health 40+ Guide to Good Health A guide to…
Tujuan dan Tahapan Penyelidikan Epidemiologi Covid-19 Sesuai Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19), Kemenkes…
Teori dan Tahap Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Belajar dari berbagai pendekatan pembangunan terdahulu, sebagian pendapat…
Tahap dan Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini Air Susu Ibu biasanya diberikan 30 menit setelah kelahiran…