Rekan-rekan Sanitarian sebagai pelaksana tenaga kesehatan lingkungan, tentu sering berhadapan dengan keluhan atau pertanyaan terkait dengan sanitasi kandang. Kita masih ingat pada saat flu burung menjadi trend cenderung out break kemarin, sebagian masyarakat melayangkan keluhan dan pertanyaan terkait ternak dan kandang kepada Sanitarian. Tentu masih butuh koordinasi intens tentang siapa berwenang apa terkait kandang dan ternak ini, bisa Dinas kesehatan atau dinas pertanian atau peternakan. Namun siapapun itu sebagai tenaga profesional Sanitarian kita harus sedikit banyak paham tentang sanitasi kandang dan ternak ini.
Sebagaimana kita ketahui, kandang mempunyai beberapa fungsi, antara lain ;
Sanitasi Kandang |
Hubungan kandang dan ternak dengan investasi lalat dan flu burung.
Upaya pengendalian penyakit menular tidak terlepas dari usaha peningkatan kesehatan lingkungan dengan salah satu kegiatannya adalah pengendalian vektor penyakit termasuk lalat. Juga terdapat hubungan erat antara sanitasi dan lalat sejauh menyangkut kandang dan ternak ini. Kita tentu sangat paham, bahwa lalat merupakan species yang berperan dalam masalah kesehatan masyarakat. Lalat sangat terkait dengan masalah sampah yang antara lain bertambah besar sebagai dampak negatif dari pertambahan penduduk. Jika sampah tidak dikelola dengan baik akan mengundang lalat untuk datang sehingga memperbesar resiko kontak dengan manusia.Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat akan higiene dan sanitasi dapat lalat menimbulkan masalah kesehatan masyarakat secara luas baik dari segi estetika sampai maupun penularan penyakit.
Selain itu juga terdapat hubungan antara kandang dan ternak dengan Flu burung dan lalat. Penyebaran virus flu burung diduga tidak hanya melalui unggas dan babi. Penularan virus flu burung ternyata juga bisa melalui perantara lalat. Berasarkan penelitian penyebaran virus lewat lalat ini ditemukan di daerah-daerah yang tidak terdapat burung-burung migran (Kota Makassar, Sulawesi Selatan dan Kota Karanganyar, Jawa Tengah). Dicurigai lalat yang menjadi pembawa virus flu burung ini. Hal ini juga didukung hasil penelitian yang menunjukkan, diitemukan bahwa lalat ternyata positif mengandung nucleo protein dan virus avian influenza subtipe H5N1. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh sanitasi dan kebersihan kandang yang sangat tidak terjaga,.
Sebagaimana diketahui, penyebaran penyebaran virus flu burung hanya bisa terjadi melalui kontak langsung dengan mukosa saluran pernapasan, sehingga kemungkinan lalat dapat berperan penting melakukan penyebaran virus ini. Juga dimngkinkan kontak langsung dengan lalat atau termasuk dengan saluran pernapasan. Mekanisme yang terjadi lalat yang membawa virus H5N1 hinggap di sebuah tempat, kemudian disentuh jari manusia, mengorek-ngorek lubang hidung, maka akan terjadi kontak langsung dengan saluran.
Fakta diatas dapat juga menunjukkan peran lalat yang semakin besar untuk memperluas dan mempermudah penyebaran virus. Kita harus mewaspadai kondisi ini dan menyikapinya dengan sentuhan surveilans epidemiologi berbasis lingkungan. Sebagaimana kita ketahui bahwa virus flu burung tergolong ganas, karena hanya butuh satu hingga tiga hari untuk berinkubasi. Penderita biasanya mengalami kerusakan paru-paru secara hebat atau pneumonia. Berdasarkan penelitian, sekitar separuh dari 100 penderita flu burung meninggal dalam tempo singkat
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 Bidang Sanitasi Ruang lingkup sanitasi dalam laporan Riskesdas 2010…
Prosedur Desinfeksi Sumur Gali dan Sumur Pompa Tangan Mengingat kecenderungan pencemaran baik fisik, kimia, maupun…
Pemberdayaan Masyarakat dengan Metode Community Led Total Sanitation (CLTS) Pembangunan sanitasi dengan menggunakan metode pemberdayaan…
Demam Derdarah dan Aedes Aegypti, Siklus Hidup dan Karakteristik Masalah yang selalu menghantui kita setiap…
Field Guide to Environmental Engineering for Development Workers: Water, Sanitation, and Indoor Air Throughout the…
Alur Pelayanan Balita Gizi Buruk di Puskesmas Pelaksanaan upaya pencegahan gizi buruk dibagi dalam tiga…
View Comments
sanitasi kandang ternak, go visit : http://repository.unair.ac.id/85001/