Cara Mencegah Stunting
Cara Mencegah Stunting Menurut WHO dan Kemenkes RI – Panduan Lengkap untuk Orang Tua
Stunting (pertumbuhan terhambat) adalah masalah gizi kronis yang memengaruhi 1 dari 4 anak di Indonesia (SSGI 2022). Menurut WHO, stunting tidak hanya memengaruhi tinggi badan tetapi juga perkembangan otak dan daya tahan tubuh anak.
Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menargetkan penurunan stunting hingga 18% pada 2025. Target ini diselaraskan dengan target global yang ditetapkan oleh World Health Assembly (WHA) untuk mengurangi prevalensi stunting sebanyak 40% pada tahun 2025. Untuk mencapainya, pencegahan harus dilakukan sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun (1.000 Hari Pertama Kehidupan).
Berikut panduan lengkap cara mencegah stunting berdasarkan rekomendasi WHO dan Kemenkes RI.
Penyebab Stunting Menurut WHO
WHO menyebutkan bahwa stunting disebabkan oleh:
• Kurang gizi kronis (ASI eksklusif tidak diberikan, MPASI kurang bergizi).
• Infeksi berulang (diare, kecacingan).
• Kurangnya stimulasi psikososial (kurangnya interaksi orang tua dan anak).
Cara Mencegah Stunting Menurut WHO
A. Selama Kehamilan
✅ Konsumsi makanan bergizi tinggi (protein, zat besi, asam folat).
✅ Minum tablet tambah darah (TTD) untuk cegah anemia.
✅ Rutin periksa kehamilan (ANC) minimal 4 kali.
B. Setelah Kelahiran (0–24 Bulan)
✅ ASI eksklusif 6 bulan (tanpa makanan/minuman lain).
✅ MPASI bergizi setelah 6 bulan (kaya protein hewani: telur, ikan, daging).
✅ Imunisasi lengkap (cegah infeksi penyebab stunting).
✅ Pantau pertumbuhan di Posyandu (ukur berat & tinggi badan rutin).
Rekomendasi Kemenkes RI untuk Cegah Stunting
Kemenkes RI dalam Buku Saku Penanganan Stunting (2023) menekankan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting, antara lain:
A. Intervensi Gizi Spesifik
• Pemberian Tablet Tambah Darah untuk remaja putri dan ibu hamil.
• Suplementasi vitamin A untuk balita.
• Promosi ASI & MPASI sehat (menghindari gula dan garam berlebihan).
B. Intervensi Gizi Sensitif
• Akses air bersih dan sanitasi (cegah diare).
• Edukasi pola asuh (stimulasi bicara, motorik, sosial).
• Program Keluarga Harapan (PKH) untuk keluarga miskin.
Langkah Praktis Mencegah Stunting
1. Berikan ASI eksklusif 6 bulan (lanjutkan hingga 2 tahun dengan MPASI).
2. Prioritaskan protein hewani (telur, ikan, ayam, daging).
3. Jaga kebersihan lingkungan (cuci tangan, air bersih, jamban sehat).
4. Pantau tumbuh kembang di Posyandu (setiap bulan).
5. Hindari pernikahan dini (risiko bayi lahir prematur & stunting).
FAQ (Pertanyaan Umum tentang Stunting)
Q: Apakah stunting bisa diperbaiki setelah usia 2 tahun?
A: Sulit, tetapi bisa diminimalkan dampaknya dengan perbaikan gizi, stimulasi, dan lingkungan.
Q: Apa tanda anak stunting?
A: Tinggi badan di bawah standar WHO, perkembangan lambat, mudah sakit.
Q: Bisakah stunting terjadi pada anak yang makannya banyak?
A: Bisa, jika makanan kurang gizi (hanya karbohidrat, kurang protein).
Kesimpulan
• Stunting bisa dicegah dengan gizi baik sejak hamil hingga anak usia 2 tahun.
• ASI eksklusif & MPASI bergizi adalah kunci utama.
• Kemenkes RI menargetkan penurunan stunting melalui program intervensi gizi dan sanitasi.
• Mencegah stunting = Investasi masa depan anak!”
Referensi :
1. WHO. (2021). Child Stunting: Overview & Prevention Strategies. https://www.who.int
2. Kemenkes RI. (2023). Buku Saku Penanganan Stunting. https://www.kemkes.go.id
3. SSGI 2022. Laporan Survei Status Gizi Indonesia.