Covid-19

Siapa yang di vaksin Lebih Dulu?

Prioritas Awal Pemberian Vaksin Covid-19

Oleh: Munif Arifin

 

Bahwa kecenderungan bude Jamilah ikutan generasi medsos sudah terendus sejak awal. Minimal saya mengetahuinya sejak beberapa bulan ini.

Sejak beliau mulai mengenal update status di akun pribadi medsos-nya (ed jameelcantik underscore peduli).

Diantara topik yang menggelitik minat update status bude adalah diskusi siapa prioritas awal pemberian vaksin covid-19.

Kemudian beliau bersusah payah mengumpulkan ingatan.Ternyata masih fasih berteori soal imunisasi. Bahwa imunisasi merupakan sebuah upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, melalui vaksin. yang merupakan produk biologi berisi antigen, berupa:

Mikroorganisme mati atau dilemahkan,

masih utuh atau bagiannya,

atau berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah, menjadi toksoid atau protein rekombinan,

yang ditambahkan dengan zat lainnya,

yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.

Prioritas awal imunisasi covid-19

Setelah didahului dengan banyak latar belakang pendukung, beliau sepakat,memilih nakes (tenaga kesehatan) sebagai kelompok pertama penerima suntikan vaksin.

Pertama, karena asumsi dasar, jika nakes terpapar covid siapa yang bertugas merawat pasien? Bagaimana risiko penularan ke pasien? Bagaimana dengan potensi infeksi nosokomial?

Setelah nakes, bude berhitung soal proporsi usia kasus covid-19 di kampung Bude.

Sebagai new comer pengamat medsos, bude tentu punya gambaran persis kasus per umur.

Bahwa proporsi terbesar kategori usia kasus covid-19 menimpa usia lansia (lanjut usia). Baik lansia awal maupun lansia akhir. Range kelompok usia ini diantara 46-65 tahun. Kasus positif covid-19 pada kelompok ini cenderung konsisten pada kisaran angka 43%.

Disusul kelompok usia Dewasa, 26 – 45 tahun sebesar 33%.

Kemudian berturut turut porsi kecil kasus pada Kelompok usia Balita, Anak-Anak, dan Manula (diatas 65 tahun).

Tentu bude yakin pada pilihan diatas (walau tidak yakin), mengingat penyusunan skala prioritas lazim selalu diperhitungkan pada program imunisasi. Memperhitungkan tebal kontong pemerintah. Juga efektifitas output.

Bude masih mencatat beberapa klausul rekomendasi ITAGI terkait sebuah vaksin yang syah untuk segera dapat di launching. Terpenting adalah beban penyakit (burden of disease). Tentu covid-19 yang sudah sangat membebani segala peri kehidupan ini yakin masuk didalamnya.

Kemudian berturut pilihan vaksin dipelototi dari berbagai aspek.

Kemampuan vaksin menciptakan kekebalan (efficacy);

Keamanan vaksin (safety);

Ketersediaan vaksin yang terus menerus (sustainable),

Keterjangkauan harga (affordable);

Cost effectiveness vaksin;

Aspek National Health Security;

Perhitungan Public Health Impact Analysis;

Kesinambungan pembiayaan;

Demikian pula vaksin covid ini. Mengikuti kaedah diatas.

Bude juga sedikit mengingat sejarah vaksin global, tentu juga program imunisasi di kampung beliau. Banyak sasaran antara diciptakan dengan fokus sebenarnya membidik sasaran nun disana. Seperti imunisasi rubela. Disuntikkan pada balita, namun ujung tujuan utama pada tiadanya CRS (congenital rubella syndrome) pada ibu hamil.

Dan seterusnya.

So, fixed jika ditanya siapa sasaran awal pemberian imunisasi covid 19, syah jawaban beliau :

Nakes

Usia Dewasa (26- 45 tahun)

Usia Lansia (46-65 tahun)

Bude sedikit meramal, bahwa kompromi jalan tengah kelompok prioritas sasaran imunisasi covid-19 dimungkikan mencakup range usia 18 s/d 59 tahun. Usia ditarik kebawah menyasar usia produktif yang harus dihitung masak-masak menyangkut masa depan bangsa. Juga perhitungan lengkap penentuan sasaran ini dirumuskan para suhu dengan ilmu tingkat dewa menyangkut kekebalan kelompok (sebagai roh program imunisasi).

Kesimpulan bude diakhir diskusi menggaris bawahi hal ini.

Bahwa tujuan pemberian vaksin covid-19 ini terutama untuk:

  1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19
  2. Menciptakan kekebalan kelompok, sehingga dapat mencegah dan melindungi kesehatan masyarakat
  3. Melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh
  4. Meminimalkan dampak sosial ekonomi masyarakat.

Selanjutnya bertubu tubi Bude berhitung tentang:

Efikasi vaksin covid,

Dosis,

Frekwensi

Interval,

Cara pemberian

Potensi KIPI

Pencatatan dan pelaporan

Cakupan

Dan pernak pernik hitungan herd imunity

Dan seterusnya …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Indonesian Public Health Portal