Risiko Kesehatan Asbes
Asbes, Karakteristik dan Masalah Kesehatan yang Ditimbulkannya
Kita tentu sudah sangat familier dengan bahan asbes sebagai salah satu bahan utama kegiatan konstruksi rumah kita, terutama untuk plafon rumah. Penggunaan bahan initentu tidak sebatas untuk kepentingan ini. Di dunia penggunaan bahan asbes (asbestos) jauh lebih banyak tidak terbatas pada plafon rumah semata. Dan celakanya, ternyata berdasarkan penelitian, bahan asbes ini berbahaya bagi kesehatan dan bersifat karsinogenik. Beberapa unsur asbes dapat terhirup ketika kita bernafas, masuk ke paru-paru dan beresiko kanker. Karena sifat ini di beberapa negara maju (Amerika dan Eropa), penggunaan bahan asbes ini telah mulai dilarang.
Sebetulnya asbestosis bukanlah kanker. Asbestosis disebabkan seseorang menghirup serat asbes yang mengiritasi jaringan paru-paru, menyebabkan luka pada jaringan paru-paru. Jaringan parut ini berakibat pada kesulitan bernapas karena proses oksigen dan karbon dioksida sulit melalui paru-paru. Asbestosis umumnya berlangsung lambat. Periode latensi untuk timbulnya asbestosis biasanya 10-20 tahun setelah paparan awal. Penyakit ini dapat bervariasi dari asimtomatik (tanpa gejala) untuk sampai dapat berakibat fatal bagi kesehatan. Beberapa tanda dan ejala asbestosis dapat meliputi: Sesak napas sebagai gejala utama, batuk, sesak dada, nyeri dada, kehilangan nafsu makan, terjadi suara kering berderak di paru-paru ketika menghirup udara.
Namun apa sebenarnya Asbes itu? Berikut berbagai sifat dan karakteristik bahan asbes yang penting kita ketahui.
Asbes adalah nama sekelompok mineral berserat dengan serat terpisah, panjang, dan tipis. Serat asbes mempunyai potensi kuat untuk dapat terlepas di udara. Serat asbes bersifat tahan panas, sehingga banyak digunakan untuk keperluan industri. Karena daya tahan mereka, serat asbes yang masuk ke jaringan paru-paru akan tetap untuk bertahan didalam paru-paru dalam jangka waktu lama.
Secara umum terdapat dua jenis asbes, amphibole dan chrysotile. Beberapa studi menunjukkan bahwa serat amphibole mempunyai kemampuan lebih lama tinggal di paru-paru l daripada chrysotile. Berdasarkan kecenderungan, sehingga jenis ini bahan ini bersifat toksis bagi tubuh .
Sementara menurut US Environmental Protection Agency (EPA), terdapat enam jenis mineral asbes, dengan jenis terbanyak yaitu chrysotile dan lima jenis golongan amphibole, yaitu actinolite, tremolite, anthophyllite, crocidolite, dan amosite.
Nilai Ambang batas konsentrasi asbes di udara ambient berkisar pada 00001-0,0001 serat per mililiter (fiber / mL). Jika nilai ambang ini terlampaui akan sangat beresiko terhadap efek pada kesehatan manusia.
Serat asbes hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Karena sesuatu sebab, menyebabkan serat melayang di udara, mereka dapat dengan mudah terhirup ketika kita bernapas dan masuk dalam paru-paru. Para ilmuwan telah mengakui asbes sebagai ancaman kesehatan bagi manusia karena serat dapat terhirup ke dalam paru-paru dan dapat menyebabkan kanker dan penyakit paru-paru lainnya. Resiko ini terutama menjadi meningkat ketika kita berada pada lingkungan terpapar debu asbes dalam jangka waktu lama. Diketahui masa inkubasi yaitu jeda waktu antara ketika menghirup sehingga terjadi manifestasi kesehatan dapat berlangsung selama 30 tahun atau lebih.
Exposure Asbes di Lingkungan Kerja.
Berbagai lingkungan kerja beresiko meningkatkan paparan debu asbes, beberapa diantaranya antara lain : Industri produk dengan bahan baku asbes (bahan isolasi, atap, bangunan), industri Otomotif (rem & kopling), Kilang minyak, Pembangkit listrik, galangan kapal, pabrik baja, pekerja pembongkaran, pekerja di pabrik produk asbes , Tukang batu, pengawas bangunan, Carpenters, pekerja furnace, tukang pipa, dan lain-lain.
Beberapa keunggulan bahan asbes sehingga banyak digunakan untuk keperluan industri, antara lain karena serat asbes hanya sedikit menyerap air, sangat tahan terhadap panas dan api, tahan terhadap asam, penghantar listrik dan panas yang jelek, tahan terhadap gesekan dan cuaca, mampu menyerap suara. Serat asbes antara lain digunakan untuk bahan pencampur atap, bahan pembungkus, bahan penahan panas dan api dan bahan pelapis rem dan kopling.
Jika kita telah bekerja lama pada lingkungan dengan resiko terpapar asbes tinggi, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter dengan dengan keahlian dalam pengelolaan dan evaluasi yang berhubungan dengan penyakit paru-paru karena asbes
Pengaruh Kesehatan
Berdasarkan kesimpulan hasil pengamatan penyakit pada kelompok pekerja dengan paparan kumulatif asbes 5 – 1.200 fiber-year/mL, didapatkan hasil bahwa eksposur signifikan untuk semua jenis asbes akan meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti kanker paru-paru, mesothelioma paru-paru, gangguan non malignant pleura, termasuk asbestosis , plak pada pleura, penebalan pleura, dan efusi pleura. Eksposur tersebut akan dihasilkan dari 40 tahun pajanan pada konsentrasi udara 125-30 serat / mL.
Penyakit karena paparan asbes membutuhkan waktu lama untuk berkembang. Sebagian besar kasus kanker paru-paru atau asbestosis pada pekerja asbes terjadi 15 tahun atau lebih setelah paparan awal. Faktor perokok beresiko jauh lebih besar terkena kanker paru-paru daripada bukan perokok karena asbestosis ini. Sementara secara umum waktu antara diagnosis penyakit ini dengan waktu pajanan awal asbes sekitar 30 tahun atau lebih.
Mekanisme Paparan Asbestosis
Pada saat seseorang menghirup serat asbes , secara alami sebagian besar daripadanya dapat dikeluarkan, namun beberapa dapat bersarang di paru-paru sepanjang hidup. Serat dapat terakumulasi dan menyebabkan peradangan jaringan parut, sehingga . mempengaruhi pernapasan dan menyebabkan penyakit.
Sebetulnya secara alami asbes telah ada di sekitar kita. Asbes alami dapat dilepaskan dari batu atau tanah oleh kegiatan rutin manusia, seperti konstruksi, atau pada proses pelapukan alami. Jika serat asbes alami tidak dilepaskan ke udara, maka itu bukan merupakan risiko kesehatan. Kita lebih mungkin mengalami gangguan yang berhubungan dengan asbes ketika terkena konsentrasi tinggi asbes, untuk waktu yang cukup lama, dan / atau lebih sering.
Paparan asbes dapat meningkatkan kemungkinan kanker paru-paru, mesothelioma, dan asbestosis (pembatasan penggunaan paru-paru karena tertahan oleh serat asbes). dan perubahan pada pleura (selaput rongga dada, di luar paru-paru) . Perubahan pleura seperti penebalan, plak, kalsifikasi, dan terdapatnya cairan di sekitar paru-paru (efusi pleura) dapat menjadi tanda awal dari paparan asbes. Perubahan ini dapat mempengaruhi pernafasan.. Efusi pleura bisa menjadi tanda peringatan dini untuk mesothelioma (kanker pada lapisan paru-paru). Berikut beberapa fakta terkait penyakit karena asbes ini :
- Sebagian besar kasus asbestosis atau kanker paru-paru pada pekerja terjadi 15 tahun atau lebih setelah orang tersebut pertama kali terpapar asbes.
- Sebagian besar kasus mesothelioma didiagnosis 30 tahun atau lebih setelah paparan pertama asbes.
- Penyakit yang berhubungan dengan asbes telah didiagnosis pada pekerja asbes, anggota keluarga, dan warga yang tinggal di dekat tambang asbes atau pabrik pengolahannya.
- Efek pada kesehatan karena paparan asbes dapat terus berkembang bahkan setelah paparan dihentikan.
- Merokok atau asap rokok, bersama dengan paparan asbes, sangat meningkatkan kemungkinan kanker paru-paru.
Berbagai faktor menentukan bagaimana paparan asbes mempengaruhi individu, antara lain :
- Konsentrasi paparan
- Durasi paparan – berapa lama jangka waktu pemaparan.
- Frekuensi paparan – seberapa sering dan jangka waktu orang yang terkena paparan
- Ukuran, bentuk dan bahan kimia dari serat asbes: