Peran Lalat dalam Penyebar Penyakit
Bionomik dan Jenis Lalat serta Peran Lalat dalam Penyebaran Berbagai Masalah Kesehatan Masyarakat
Lalat tergolong ke philum Artropoda, sub phylum Mandibulata, kelas Insekta, ordo Diphtera, subordo Cyclorrhapha, yang anggotanya lebih dari 116.000 spesies di seluruh dunia. Berbagai jenis genus yang penting antara lain adalah Musca (jenis lalat rumah), Chrysomya (jenis lalat hijau) dan Sarcophaga (jenis lalat daging)
Lalat rumah berukuran sedang, panjangnya 6-7,5 mm, berwarna hitam keabu-abuan dengan empat garis memanjang pada bagian punggung. Mata lalat betina mempunyai celah lebih lebar dibandingkan lalat jantan (lihat Gambar 1). Antenanya terdiri atas 3 ruas, ruas terakhir paling besar, berbentuk silinder dan memiliki bulu pada bagian atas dan bawah
Bagian mulut atau probosis lalat seperti paruh yang menjulur digunakan untuk menusuk dan menghisap makanan berupa cairan atau sedikit lembek. Bagian ujung probosis terdiri atas sepasang labella berbentuk oval yang dilengkapi dengan saluran halus disebut pseudotrakhea tempat cairan makanan diserap.
Sayapnya mempunyai empat garis (strep) yang melengkung ke arah kosta/rangka sayap mendekati garis ketiga. Garis (strep) pada sayap merupakan ciri pada lalat rumah dan merupakan pembeda dengan musca jenis lainnya. Pada ketiga pasang kaki lalat ini ujungnya mempunyai sepasang kuku dan sepasang
bantalan disebut pulvilus yang berisi kelenjar rambut. Pulvilus tersebut memungkinkan lalat menempel atau mengambil kotoran pada permukaan halus kotoran ketika hinggap di sampah dan tempat kotor lainnya.
Lalat rumah berkembang biak dalam kotoran dari semua jenis dan seringkali sangat banyak. Pada daerah tropis, lalat rumah membutuhkan waktu 8- 10 hari pada suhu 300 C dalam satu siklus hidupnya, dari telur, larva, pupa dan dewasa (Sigit dan Hadi, 2006). Lalat ini dapat menularkan berbagai macam penyakit menular baik secara langsung maupun melalui perantara lainya. Adapun penyakit yang dapat ditularkan oleh lalat diantaranya penyakit: Kolera, cacar, tyfus, poliomyelitis, dan disentri.
Lalat Hijau (Chrysomya megacephala)
Lalat hijau berukuran dari sedang sampai besar, dengan warna hijau, abuabu, perak mengkilat. Biasanya lalat ini berkembang biak di bahan yang cair atau semi cair yang berasal dari hewan, termasuk daging, ikan, daging busuk, bangkai, sampah penyembelihan, sampah ikan, sampah dan tanah yang mengandung kotoran hewan. Lalat ini jarang berkembang biak di tempat kering atau bahan buah-buahan. Beberapa jenis juga berkembang biak di tinja dan sampah hewan. Lainnya bertelur pada luka hewan dan manusia.
Lalat jantan berukuran panjang 8-14 mm, mempunyai mata merah besar. Ketika populasinya tinggi, lalat ini akan memasuki dapur, meskipun tidak sesering lalat rumah. Lalat ini banyak terlihat di pasar ikan dan daging yang berdekatan dengan kakuss. Lalat ini dilaporkan juga membawa telur cacing Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura yang menempel pada bagian luar tubuhnya.
Lalat Daging (Sarcophaga spp)
Lalat ini berwarna abu-abu tua, berukuran sedang sampai besar, kira-kira 5,5-6 mm panjangnya. Lalat ini mempunyai 3 garis gelap pada bagian punggung dan perutnya mempunyai corak seperti papan catur.
Lalat ini mengeluarkan larva hidup pada tempat perkembangannya seperti daging, bangkai, kotoran dan sayur-sayuran yang sedang membusuk. Tahap larva berlangsung beberapa hari, kemudian keluar dari tempat makannya ke daerah yang lebih kering.
Siklus hidup lalat ini berlangsung 2-4 hari. Lalat ini umum ditemukan di pasar dan warung terbuka, pada daging, sampah dan kotoran, tetapi jarang memasuki rumah. Lalat ini dilaporkan juga membawa telur cacing Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura.
Article Source :
- Sigit, S.H, Hadi, U.K. 2006. Hama Pemukiman Indonesia, Pengenalan, Biologi dan Pengendalian, Unit Kajian Pengendalian Hama Pemukiman, Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Bogor
- Boror, D.J, Triplehorn, C.A, Johnson. 1994. Pengenalan Pelajaran Serangga, Partosoedjono, S. Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Bogor.