Update Jadwal Imunisasi Rutin 2023
Tambahan Jenis dan Jadwal Pemberian Vaksin Baru Pada Imunisasi Rutin Tahun 2023
Sebagaimana kita ketahui, beberapa tahun ini, program imunisasi rutin yang sudah berpuluh tahun dilaksanakan pemerintah, mendapatkan tambahan vaksin baru. Vaksin pendatang baru pada program imunisasi rutin ini masih prioritas pada sasaran usia Bayi (usia kurang satu tahun), Baduta (usia dibawah dua tahun), dan sasaran anak usia sekolah dasar kelas 1, 2, 5 dan 6.
Tentu kebijakan menambahkan amunisi baru melawan penyakit dan masalah kesehatan ini telah melalui pertimbangan matang. Berbagai kajian penelitian shahih dan diyakini masyarakat global (WHO, dan lainnya). Diantaranya, bahwa dengan imunisasi Mampu mencegah lebih dari 26 penyakit. Sebanyak 2-3 juta risiko kematian dapat dicegah setiap tahun. Dapat membantu mengurangi terjadinya resistensi antibiotik karena potensi mencegah penyakit sejak tahap awal.
Imunisasi akan membentuk antibodi spesifik terhadap penyakit tertentu pada setiap sasaran. Namun tujuan lebih strategis program imunisasi adalah terbentuknya kekebalan kelompok (herd immunity), sehingga mampu melindungi kelompok masyarkat rentan. Sebagaimana jargon penting selama pandemi COVID-19 selama ini. Namun ketentuan yang harus dipenuhi agar terbentuk kekebalan kelompok berupa cakupan imunisasi harus tinggi dan merata.
Pertanyaan banyak diantara kita adalah, mengapa sasaran imunisasi rutin (gratis subsidi pemerintah), adalah pada kelompok usia anak? Bahwa hasil studi menujukkan, pemberian imunisasi pada kelompok anak terbukti dapat membatasi penularan kepada kelompok usia dewasa atau orang tua. Selain tentu pertimbangan kemampuan anggaran.
Pengertian dan Jenis Imunisasi, merujuk Permenkes Nomor 12 Tahun 2017, Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan
Terdapat dua jenis imunisasi di Indonesia, yaitu Imunisasi Program dan Imunisasi Pilihan.
Imunisasi Program adalah Imunisasi yang diwajibkan kepada seseorang sebagai bagian dari masyarakat dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Sedangkan imunisasi pilihan merupakan Imunisasi yang dapat diberikan kepada seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dari penyakit tertentu
Imunisasi program (subsidi pemerintah), masih terbagi menjadi tiga jenis imunisasi, yaitu imunisasi rutin, imunisasi tambahan, dan imunisasi khusus.
Imunisasi Rutin terdiri dari Imunisasi Dasar dan Imunisasi Lanjutan (Booster). Masing-masing sebagai berikut
Imunisasi Dasar,
Diberikan pada bayi usia dibawah satu tahun, antara lain: Hepatitis B, BCG, Polio Tetes (OPV), DPT-HB-Hib, Polio Suntik (IPV), Campak Rubela, PCV, Rotavirus (untuk PCV dan Rota Virus untuk sementara masih diberlakukan bertahap pada wilayah yang ditetapkan)
Imunisasi lanjutan (boster),
Diberikan pada anak usia dibawah dua tahun, yaitu imunisasi DPT-HB-Hib dan Campak Rubela. Serta anak usia usia sekolah dasar sederajat, yang dberikan pada kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), yaitu imunisasi Campak Rubela, DT, Td, HPV (bertahap wilayah tertentu), serta imunisasi Td pada Wanita Usia Subur (WUS).
Imunisasi Tambahan.
Imunisasi yang di berikan sesuai kajian epidemiologi di suatu daerah, seperti Crash program, PIN/Sub PIN, dan Imunisasi dalam penanggulangan KLB (Outbreak Response Immunization/ORI)
Imunisasi Khusus,
Imunisasi bagi orang yang menuju dan dari tempat endemis jenis PD3I tertentu, seperti Imunisasi Meningitis Meningokokus (seperti diberikan pada Jamaah Haji), Imunisasi Yellow Fever (Demam Kuning), Imunisasi Rabies, Imunisasi Polio
Vaksin Baru
Beberapa jenis vaksin baru yang secara resmi sudah masuk dalam daftar imunisasi program pemerintah, diantaranya vaksin PCV, HPV, dan Rota Virus.
Vaksin PCV
Pneumokokus Konyugasi Vaksin atau PCV diberikan dengan berbagai latar belakang penelitian, diantaranya menyebutkan bahwa Pneumonia merupakan penyebab utama kematian balita di dunia. WHO menyatakan bahwa Pneumonia merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia dan berkontribusi terhadap 15% kematian pada balita. Diperkirakan 1.1 juta kematian setiap tahun disebabkan oleh pneumonia dan 2 balita meninggal setiap menit disebabkan oleh Pneumonia.
Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa prevalensi Pneumonia di Indonesia mencapai 4.5% dengan insidens tertinggi pada balita usia 12 sampai dengan usia 23 bulan sebesar 21.7%. Survei lain yang dilakukan Balitbangkes tahun 2014 menunjukkan 23 balita meninggal setiap jam dan 4 diantaranya karena Pneumonia. Sementara sesuai estimasi Kementerian Kesehatan bahwa angka kesakitan pneumonia sebesar 3.55% atau ±816.500 balita per tahun.
Di Negara berkembang, 60% Pneumonia disebabkan oleh Bakteri Streptococcus Pneumoniae. Sementara di Indonesia menurut hasil penelitan Prof. Dr. Sri Rezeki Hadinegoro, dr, SpA(K), dkk, menunjukkan bahwa prevalensi karier bakteri Streptococcus Pneumoniae mencapai 46%. Sesuai rekomendasi WHO, vaksinasi Pneumokokus Konyugasi untuk dimasukkan dalam Program Imunisasi Nasional terutama pada Negara dengan angka mortalitas balita tinggi.
Vaksin PCV diberikan pada bayi usia 2,3, dan 12 bulan.
Vaksin HPV
Human Papillomavirus (HPV) merupakan vaksin yang diberikan untuk memberi perlindungan terhadap risiko virus penyebab kanker serviks. Sasaran vaksinasi HPV adalah pelajar perempuan kelas 5 dan 6 sekolah dasar. Pemberian vaksin bersamaan dengan program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang rutin diselenggarakan pada Agustus dan November setiap tahun.
Vaksin kanker serviks HPV ini sebelumnya sudah diberikan secara bertahap sejak tahun 2016. Prioritas awal ini dialksanakan di provinsi DKI Jakarta (sejak Oktober 2016). Pilihan wilayah ini didasarkan dengan pertimbangan prevalensi kanker serviks yang tinggi dan dinilai memiliki kesiapan melaksanakan imunisasi HPV.
Selanjutnya pada 2023 ini, vaksin kanker serviks akan diperkenalkan secara nasional di seluruh provinsi di Indonesia.
Menurut data, kanker serviks menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi pada wanita di dunia. Global Burden of Cancer Study (Globocan) WHO mencatat total kasus kanker di Indonesia pada 2020 mencapai 396.914 kasus dan total kematian sebesar 234.511 kasus. Kanker serviks adalah penyebab kematian tertinggi ketiga pada wanita Indonesia setelah kanker payudara dan kanker paru. Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan kanker ganas yang bisa dicegah sejak dini, salah satunya dengan vaksin Human Papillomavirus Vaccine (HPV). Penelitian menyebutkan, bahwa vaksin HPV akan efektif jika diberikan sejak dini mulai usia 9 tahun. Salah satu lasan, bahwa pada usia ini sebagian besar belum aktif secara seksual.
Kanker Serviks sebagian besar disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui hubungan seksual yaitu human papillomavirus (HPV). Virus ini dapat menyebabkan infeksi kulit termasuk kutil alat reproduksi dan dapat berkembang menjadi kanker. HPV dapat menular secara langsung ketika melakukan kontak langsung dengan penderitan terutama saat berhubungan seksual. Sebagaimana hasil penelitian, kanker serviks terjadi 90% karena virus HPV yang ditularkan melalui kontak kulit yang mengandung virus HPV. Beberapa vakstor risiko kanker serviks antara lain aktivitas seksual di usia muda dengan beberapa pasangan, atau pasangan berisiko tinggi, dan pasangan yang memiliki penyakit infeksi menular seksual.
Vaksin Rota Virus
Vaksin Rotavirus merupakan jenis vaksin baru yang diberikan pada sasaran usia 2. 3, dan 4 bulan (Jadwal IDAI). Vaksin ini diberikan untuk mencegah diare berat dan komplikasinya yang disebabkan oleh virus Rota.
Menurut CDC, rotavirus mudah menyebar pada bayi dan anak kecil. Virus ini dapat menyebabkan diare berair yang parah, muntah, demam, dan sakit perut. Anak-anak yang terkena penyakit rotavirus dapat mengalami dehidrasi dan sangat berisiko rawat inap rumah sakit.
Meskipun sangat penting menjaga kebersihan seperti cuci tangan, namun hal ini belum cukup untuk mengendalikan penyebaran penyakit karena virus ini. Vaksin rotavirus adalah cara terbaik untuk melindungi anak dari penyakit rotavirus. Sebagian besar anak (sekitar 9 dari 10) yang mendapat vaksin akan terlindungi dari penyakit rotavirus yang parah. Sekitar 7 dari 10 anak akan terlindungi dari penyakit rotavirus dengan berbagai tingkat keparahan.