Mudik Pandemi
Mudik Asyik, Mudik Masa Pandemi
Oleh: Munif Arifin
Bude Jamilah menyebut mudik lebaran tahun 2022 ini sebagai mudik pandemi.
Untuk kali pertama sejak pandemi 2020, mudik tahun ini tidak lagi setengah hati. Walaupun belum sepenuh hati. Masih dipersyaratkan booster vaksin. Swab bagi yang belum booster. Himbauan prokes. Dan seterusnya.
Yang bude belum paham adalah soal syarat swab bagi anak yang belum booster. Sementara booster vaksinasi pada sasaran anak usia dibawah 18 tahun belum diatur dan belum tersedia. Akan lebih manis jika aturan itu disclaimer anak.
(Saya sampaikan update terbaru web kemenkes, bahwa syarat mudik anak tidak lagi swab jika sudah dosis-2). Syukurlah, ujar beliau.
Bude mengira kita belum percaya diri.
Meskipun survei UI menyebut lebih 99% masyarakat sudah punya antibodi virus covid-19. Walau trend kasus jelas-jelas flat rendah. Berminggu ini. Di kampung bude. Pun demikian di dashboard web covid nasional.
Bude sok serius membaca grafik kasus mingguan itu. Begini kesimpulan beliau: Jika dihitung dari kasus mulai naik, kasus puncak, lalu kasus turun, maka tahun 2020 memerlukan waktu 17 minggu, tahun 2020 13 minggu, dan tahun 2022 “hanya” butuh waktu 5 minggu. Jika tahun pandemi merepresentasikan jenis mutasi virus (Alpha, Delta, Omicron), maka semakin kebelakang semakin cepat selesai. Pun demikian seharusnya setelah ini. Pandemi segera menemukan momentum menuju endemi.
Sebetulnya logika sederhana Bude dengan cepat mempercayai hasil survei UI itu. Antibodi bisa didapatkan dengan cara buatan menggunakan vaksin. Atau cara alami setelah tubuh terpapar virus covid-19. Dengan kedua model ini bisa dihitung dan diperkirakan kekebalan kelompok dikampung bude saat ini. Atau jangan-jangan kekebalan alamiah sebetulnya sudah melampaui kinerja vaksin. Wallahua’lam
Gamang infeksi ditengah Gelombang Mudik
Memang siapapun akan ciut nyali membayangkan gempita mudik tahun ini. Yang energinya sudah tertahan bertahun. Besar gelombang pergerakan manusia akan menerobos rantai roda ekonomi yang sempat berkarat karena pandemi.
Mobilitas berjuta pemudik, tentu juga segera mengembalikan seremonial idul Fitri. Bude segera membayangkan betapa tak berdaya jargon prokes ditengah rindu membuncah silaturrahim.
Sebetulnya test case (sengaja atau tidak), sudah dimulai jauh hari. Sejak test swab diakuisisi statua dosis vaksin. Dan keseharian kampung kian cair dengan salam sapa dan senda gurau. Kampung tidak lagi kaku disekat prokes. Seperti dalam hal masker, proporsi semakin stabil. Hanya dipakai 2 diantara 10 teman bude.
Namun semua baik-baik saja, setidaknya sampai saat ini. Setidaknya hingga grafik mingguan kasus belum mengindikasii geliat mendaki.
Bude masih berharap, trend mutasi virus ini masih mengikuti kelaziman pandemi. Sebagai new emerging. Semakin berkurang daya serang. Semakin tidak mematikan. Semoga