Kesehatan MasyarakatPublic Health

Pelatihan Surveilans PD3I BBPK Ciloto 2023

Pembuktian Terbalik Penularan Penyakit, antara efektivitas upaya Preventif dan Surveilans Adequat

Oleh: Munif A

Pelatihan ini bersifat teknis. Durasinya lumayan panjang. Tepatnya 9 hari efektif. Dengan Daring 5 hari, Luring 4 hari. Plus status OTW ke BBLK Ciloto menjadi genap 11 hari. Peserta pelatihan mulai dari ujung barat Indonesia (Provinsi Aceh), Jawa Barat, Jawa Timur, Maluku, dan NTT. Lebih dari 100 detective disease, tenaga surveilans Kabupaten dan kota dari 5 provinsi berkumpul di lembah gunung Pangrango ini. di Ciloto Training Center Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan

BPK Ciloto

Catatan Pakde Munif tentang tempat ini masih relatif sama. Tetap  sejuk. Kuat pada sentuhan profesional dan proporsional.

Ramah, cool and cute, masih menjadi kesan menarik. Jika sudah biasa berurusan dengan layanan akomodasi hotel, demikian pula sapa dan senyum serupa mudah ditemukan disini. Tentu dengan kelebihan minimalis kesan bisnis.

Pakde sempat berasumsi, bahwa ramah memang karakter lembah Pangrango. Alam dan spesies endemiknya.

Namun, mengingat diperlukan waktu panjang membentuk budaya sebuah lembaga, kiranya tidak berlebihan jika disimpulkan, bahwa karakter keren BBPK Ciloto memang benar telah dipersiapkan sekian purnama. Sebagaimana jargon BAHAGIA yang dipilih lembaga.

Pelatihan Surveilans PD3I

Mengapa PD3I?

Pertama tentu karena data yang kita yakini, imunisasi merupakan jenis intervensi kesehatan masyarakat yang diklaim paling berhasil di tingkat global (selain sanitasi air bersih). Beberapa penyakit telah berhasil dimusnahkan, kita bisa menyebut cacar salah satunya. Penyakit yang mewabah berabad, sebagaimana pandemi covid-19 (berlangsung sekitar 3 tahun), saat ini tidak lagi ditemui. Karena kinerja imunisasi. Sementara beberapa penyakit menular dan berbahaya lain, sudah dan atau dalam proses menuju status eliminasi atau eradikasi. Atau sekedar terkendali.

Kedua, karena konsep dasar surveilans. Sebagai crew intel penyakit dan masalah kesehatan lainnya, kinerjanya menjadi syarat legimited output imunisasi

Konon Pelatihan ini di-create, diantaranya, karena dua trend yang bertolak belakang. Trend penurunan cakupan imunisasi rutin, dan trend peningkatan kasus PD3I. Dua poros yang diyakini saling berkaitan.

Jika imunisasi turun, merebaklah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Difteri, pertusia, tetanus, hepatitis B, haemophilus influena tipe B, Campak, Rubela, polio, pneumonia. Dan lainnya.

Pelatihan ini tentu sangat teknis. Dengan poin penting pada peningkatan keterampilan peserta latih pada praktik pengambilan, pengepakan, dan pengiriman spesiment PD3I ke laboratorium rujukan.

Sebelum tahap itu, peserta sudah harus paham (baca: reminder) pada konsep PD3I: jenis penyakitnya, gejala dan tanda, cara Penularan dan pencegahan, serta standar pelacakan serta bentuk respon darurat yang harus dilakukan jika terjadi KLB.

Diujung konsep tertera jelas keharusan peserta paham pada komitmen global tentang eliminasi atau eradikasi beberapa PD3I. Lengkap dengan target dan strategi pencapaianya.

Ciloto Lerning Center (CLC)

Bagi pakde, CLC telah menaikkan level BBPK Ciloto menjadi  premium. Cloud CLC memungkinkan alur dan modul pelatihan mudah diakses. Kapanpun dimanapun.

CLC syah merepresentasikan akuntabilitas, aksesibilitas. Juga simplicity. Seluruh proses pelatihan dikontrol melalui dapur ini.

Selebihnya soal komitmen peserta latih pada niat meningkatkan kapasitas. Sebagaimana statement bagus yang disampaikan, bahwa Ciloto hanya sebagian kecil dari tahapan proses. Daftar menu sudah lengkap tersedia di Dapur Ciloto. Open akses 24 jam.

Minimal Notes

Pakde punya sedikit keluh kesah. Juga catatan beberapa teman. Misalnya, dibandingkan versi-1, CLC versi-2 yang saat pelatihan ini berlangaung digunakan, sudah menghilangkan fitur review hasil post test dan test komprehensif.

Peserta tidak lagi mengetahui soal nomor berapa yang salah. Soal mana yang kurang tepat. Menjadi masuk akal sedikit sinyalemen yang menyatakan bahwa nawaitu soal untuk mempersulit peserta. He3×. Sudah yakin jawaban benar, eh nilai tetap jeblok.

Atau ini strategi memaksa peserta membaca lebih berulang. Wallahua’lam.

Selanjutnya soal metode blended. Wabil khusus pada tahap daring.

Sebagaimana umumnya metode online, tentu berisiko lemah pada kontrol proses. Tingkat kehadiran peserta relatif sulit dipantau. Baik kehadiran fisik maupun hadir pada fokus perhatian. Belum lagi kendala jaringan. Fenomena peserta terlempar dari zoom biasa terbaca.

Juga soal fitur mesaage pada zoom. Misalnya saat terbaca notifikasi peserta ijin ke toilet, sholat, ada tugas pimpinan, atau lainnya. Diam-diam pakde membayangkan masjid dan lembar disposiai. Bahkan membayangkan toilet. He-he-he.

Juga tentang  perbedaan zona waktu. Saat WIB masih ashar, beberapa teman WIT sudah isya’. Beberapa ijin sholat berurutan sesuai zona waktu.

Demikian seterusnya.

Overal, pelatihan ini bagi pakde efektif tercapai tujuan. Karena kualifikasi BBPK Ciloto. Karena support penuh retrospektif CLC untuk alumni. Seluruh modul pembelajaran. Kapan pun, dimanapun.

Terakhir, karena komitmen peserta.

(Ciloto, akhir September 2023)

Berikut sebagian link dokumentasi kegiatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Indonesian Public Health Portal