Public Health

Epidemiologi BBLR

Pengertian, Dampak dan Faktor Yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir Rendah

Berat Badan lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Menurut WHO (2003), BBLR dibagi menjadi tiga group yaitu prematuritas, intra uterine growth restriction (IUGR) dan karena keduanya. BBLR sering digunakan sebagai indikator dari IUGR di negara berkembang karena tidak tersedianya penilaian usia kehamilan yang valid. BBLR ini berbeda dengan prematur karena BBLR diukur dari berat atau massa, sedangkan prematur diukur dari umur bayi dalam kandungan. BBLR belum tentu prematur,, sementara prematur juga belum tentu BBLR kalau berat lahirnya diatas 2500 gram. Namun di banyak kasus kedua kondisi ini muncul bersamaan karena penyebabnya saling berhubungan.

Berdasarkan ACC/SCN (2000) prematur adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Kebanyakan bayi prematur memiliki berat kurang dari 2500 gram. Sedangkan pengertian IUGR atau pertumbuhan janin terhambat, merupakan bagian dari BBLR yang sangat penting bagi negara-negara berkembang. IUGR atau pertumbuhan janin terhambat, merupakan suatu kondisi dimana pertumbuhan janin telah dibatasi. Lingkungan gizi yang tidak memadai dalam rahim dapat menjadi salah satu penyebab terbatasnya pertumbuhan janin. IUGR biasanya dinilai secara klinis ketika janin lahir dengan mengkaitkan ukuran bayi yang baru lahir ke durasi kehamilan menggunakan persentil 10th dari acuan populasi. Ukuran kecil untuk usia kehamilan atau ketidakmampuan janin untuk mencapai potensi pertumbuhannya menunjukkan IUGR. Bayi dengan IUGR didiagnosis mungkin BBLR usia kehamilan aterm (> 37 minggu kehamilan dan <2500 gr); prematur (<37 minggu kehamilan dan berat kurang dari persentil 10th) , atau IUGR pada usia kehamila >37 minggu dan berat kurang dari persentil 10th dengan berat lahir >2500 gr.

Berat Badan Lahir Rendah
Berat Badan Lahir Rendah

Berat badan lahir merupakan indikator penting kesehatan bayi, faktor determinan kelangsungan hidup dan faktor untuk pertumbuhan fisik dan mental bayi di masa yang akan dating. Menurut UNICEF and WHO (2004), penurunan kejadian BBLR merupakan salah satu kontribusi penting dalam Millennium Development Goal (MDGs) untuk menurunkan kematian anak. Pencapaian tujuan dari MDGs dicapai dengan memastikan kesehatan anak pada awal kehidupannya dan BBLR merupakan salah satu indikator untuk menilai kemajuan dari tujuan MDGs ini. Namun, berat badan lahir masih merupakan masalah kesehatan di negara-negara berkembang, dengan perkiraan masih terdapat lebih dari 95% BBLR terjadi di negara berkembang. Menurut data WHO, berdasarkan total kelahiran di dunia, terdapat 15,5% kelahiran dengan BBLR. Kelahiran dengan BBLR dua kali lebih banyak di negara berkembang dibandingkan dengan negara maju, dengan sebanyak 72% terjadi di Asia. Sementara di Asia Selatan diperkirakan setiap tahunnya terjadi BBLR pada 15-30 juta bayi (lebih dari 20 %).

Dampak dan faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR
Penyebab dan dampak BBLR sangat kompleks. Nutrisi yang jelek dimulai dari pertumbuhan janin dalam rahim akan mempengaruhi seluruh siklus kehidupan. Hal ini memperkuat risiko terhadap kesehatan individu dan meningkatkan kemungkinan kerusakan untuk generasi masa depan. Gizi buruk, yang terlihat dengan rendahnya tinggi badan ibu (stunting), dan berat badan di bawah normal sebelum hamil dan kenaikan berat badan selama hamil merupakan salah satu dari prediktor terkuat persalinan dengan BBLR. Secara ilmiah intervensi nutrisi seperti suplemen makanan selama kehamilan pada remaja, wanita usia subur dan selama hamil terbukti efektif dalam mencegah BBLR (ACC/SCN, 2000).

Menurut WHO (2006), perkembangan janin yang tidak optimal dapat disebabkan oleh beberapa faktor potensial yang terbagi dalam beberapa kategori yaitu faktor genetik meliputi ras/etnik, haemoglobinopathies, gangguan kelainan genetik lainnya dan thrifty genes hypothesis. Karakteristik ibu terdiri dari tinggi badan, umur, paritas, jarak, ukuran uterus dan partner baru. Paritas ibu ~ 5 akan meningkatkan risiko untuk terjadinya BBLR dan IUGR sebesar 5,88 kali dan 4,88 kali. Jarak kelahiran yang terlalu dekat kurang dari 18 bulan dan lebih dari 59 bulan mempunyai hubungan yang signifikan dalam meningkatkan risiko yang merugikan terhadap luaran. Sementara faktor nutrisi yang berpengaruh, terdiri dari keseimbangan energi, komposisi tubuh, kenaikan berat badan, anemia, antioksidan, pola dan pemberian asam amino, diet lipids, dan hypertropi plasenta.

Menurut Rao et al. (2007), rendahnya asupan kalori pada trimester III dan berat badan ibu sangat erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kenaikan berat badan ibu selama hamil pada status gizi normal dan kurang akan meningkatkan risiko berat bayi lahir ~ 4000 gram apabila kenaikan berat badan berada di atas yang direkomendasikan. Terbalik apabila kenaikan berat badan berada di bawah yang direkomendasikan maka akan meningkatkan risiko untuk berat bayi lahir di bawah 3000 gram.

Sementara faktor penyakit mempunyai pengaruh potensial terhadap perkembangan janin, antara lain meliputi penyakit infeksi (infeksi vagina, HIV/AIDS, malaria, tuberculosis, rubella, syphilis), peradangan, infeksi saluran kencing, endometriosis, diabetes, metabolic syndrome, polycystic ovary syndrome dan morning sickness. Faktor komplikasi dalam kehamilan seperti hipertensi, ketidakseimbangan gula darah, depresi, hyperemesis, perdarahan, plasenta pre via dan pengobatan corticosteroid. Faktor gaya hidup ibu terdiri dari stres, merokok/konsumsi alkohol/obat terlarang, single parent, aktivitas fisik/beban kerja, durasi tidur/istirahat, jumlah pasangan dan berhubungan pada akhir kehamilan. Sedangkan berdasarkan faktor lingkungan, beberapa aspek yang mempengaruhi perkembangan jamin antara lain ukuran keluarga, terjadinya paparan polusi, pekerjaan yang mengandung bahaya, faktor air minum, dukungan sosial, aspek pendidikan, juga akses terhadap sarana kesehatan. Berdasarkan katagori, faktor determinan dari berat badan lahir antara lain faktor genetik, karakteristik ibu, nutrisi, penyakit yang diderita oleh ibu, komplikasi kehamilan, gaya hidup ibu hamil dan lingkungan. (WHO, 2006).

Sementara menurut WHO (2003), pada negara-negara berkembang, penyebab utama terjadinya IUGR antara lain faktor kemiskinan, keterbatasan akses pada air bersih dan penyakit infeksi. Kenaikan berat badan ibu yang rendah selama kehamilan juga memberikan peran yang sangat penting terhadap berat badan lahir. Penyakit hipertensi, malaria, HIV, kehamilan remaja akan memberikan kontribusi terhadap gangguan pertumbuhan janin. Terdapat peningkatan bukti bahwa aktifitas fisik selama kehamilan di negara berkembang menunjukkan prevalensi yang tinggi dan ini mungkin dapat menyebabkan terjadinya IUGR.

Refference, antara lain :
UNICEF & WHO. 2004. Low birthweight country, regional and global estimation; WHO. 2003. Technical consultation towards the development of a strategy for promoting optimal fetal development; ACC/SCN. 2000. Low Birthweight: Report of a Meeting in Dhaka, Bangladesh on 14-17 June 1999; Rao, B.T. et al. 2007. Dietary intake in third trimester of pregnancy and prevalence of LBW

Incoming Search Terms:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Indonesian Public Health Portal