Sanitarian Guide

Mengurangi Dampak Obat Anti Nyamuk

Formulasi dan Cara Mengurangi Dampak Obat Anti Nyamuk

Sebagaimana kita ketahui, di pasaran terdapat berbagai jenis insektisida anti nyamuk yang secara umum kita ketahui, seperti berbentuk aerosol, bakar dan elektrik. Anti nyamuk yang masuk dalam kelompok anti nyamuk elektrik meliputi anti nyamuk lempengan (mats), uap cair yang berbentuk liquid dan juga minyak, termasuk semua produk yang membutuhkan panas elektrik untuk dapat mengevap orasikan bahan aktif insektisida dari bentuk dasarnya. Anti nyamuk dalam kelompok elektrik biasanya sudah diproduksi sepasang yaitu heater dan refill-nya. Bahan aktif yang digunakan umunya adalah Pyrethroid.
Mengurangi Dampak Obat Anti Nyamuk
Insektisida biasanya diproduksi sebagai bahan teknis. Bahan teknis dapat berupa bubuk kristal, cairan berminyak (oily), cairan kental (viscous) maupun padatan. Karena alasan keamanan, penyimpanan, efektifitas, biaya, pengenceran serta faktor¬-faktor lainnya, maka bahan teknis ini jarang digunakan secara langsung. Oleh karenanya maka formulator insektisida harus melakukan sesuatu proses agar bahan teknis tersebut dapat digunakan/diaplikasikan oleh operator. Proses ini disebut dengan formulasi.

Produk akhir dari formulasi bisa dalam berbagai bentuk seperti formulasi siap pakai (ready to use) maupun bentuk konsentrat yang memerlukan pengenceran. Jadi formulasi adalah proses “pengolahan” bahan teknis untuk memperbaiki berbagai aspek seperti efektivitas, penyimpanan, kemudahan aplikasi, keamanan serta biaya. Pemilihan jenis formulasi tersebut sangat berperan penting dalam keberhasilan pengendalian.

Komponen formulasi secara mendasar terdiri dari bahan aktif (bahan teknis), pelarut (solvent), pengencer (diluent), dan surfaktan (surface-active agent), dan sinergis. Berikut beberapa hal yang penting kita ketahui terkait pengertian istilah tersebut.

  1. Bahan aktif adalah bahan utama yang secara biologis bersifat sebagai insektisida. Di Indonesia persentase bahan aktif dapat dilihat dari angka dibelakang nama dagang. Kadar bahan aktif untuk formulasi cair dinyatakan dalam g/L, sedangkan formulasi padat, setengah padat, kental atau campuran cair dan padat dinyatakan dengan persen bobot.
  2. Sedangkan pelarut (solvent) adalah bahan yang digunakan untuk “melarutkan” bahan aktifnya. Umumnya pelarut insektisida berupa minyak (hidrokarbon), talk, dan air.
  3. Pengencer (diluent) merupakan bahan yang digunakan untuk mengencerkan formulasi sehingga siap untuk diaplikasikan. Contoh pengencer adalah air dan solar.
  4. Surfaktan adalah salah satu bahan yang terdapat dalam suatu formulasi untuk memperbaiki sifat-sifat seperti kebasahan, penyebaran (spreading), dispersibilitas, dan pembentukan emulsi. Ada dua tipe surfaktan yang umum digunakan yaitu emulsifier dan wetting agent (zat pembasah). Emulsifier membantu tercampurnya larutan berdasar minyak dan air.
  5. Sinergis adalah bahan kimia meskipun tidak harus mempunyai sifat insektisida namun dapat meningkatkan potensi insektisida dari bahan yang ditambahkan. (Indrosancoyo dalam Kesumawati, 2006).

Penggunaan insektisida rumah tangga dalam ruangan (indoor) yang bersifat terus menerus dapat berpotensi mencemari lingkungan karena akumulasi bahan aktif insektisida di dalamnya. Sementara perilaku yang tidak tepat dalam penggunaan insektisida rumah tangga berakibat kepada penggunaan yang berlebihan, juga tata cara penggunaan yang tidak tepat. Dampak lebih lanjut dapat secara langsung berpengaruh terhadap kesehatan, maupun secara tidak langsung melalui proses akumulasi bahan aktif dan menjadi pencemar di lingkungan rumah.

Sebagaimana menurut Mekker (2009), pyrethroid sintetik dan organophospat keduanya bersifat genocitik yang pada kenyataan klinisnya mampu menyebabkan kelainan sperma, aborsi dan berisiko menyebabkan kanker. Penggunaan insektisida pyrethroid dalam dosis yang tidak tepat dan jangka waktu lama mampu menyebabkan kemandulan pada pria.

Terdapat beberapa tips sederhana untuk mengurangi dampak pencemaran penggunaan anti nyamuk ini. Secara umum hal-hal yang harus diperhatikan antara lain
1.    Menjauhkan insectisida anti nyamuk ini dari jangkauan anak
2.    Tidak menyimpan insectisida anti nyamuk bersama makanan dan sayuran
3.    Selalu mencuci tangan setelah menyentuh anti nyamuk
4.    Tidak menutup pemanasnya
5.    Tidak merusak lapisan transparan dibawah aluminium foil
6.    Tidak mencuci heater dengan air
7.    Menghindari penumpukan kotoran dan debu pada pemanas
8.    Tidak membuka botol yang sudah kosong.

Referensi, antara lain: Indrosancoyo A.W. 2008. Formulasi Pestisida Rumah Tangga (Seminar Nasional : Alternatif Pengendalian Vektor Penyakit), Tahija Foundation; Mekker J.D., et al. 2009, Pyrethroid Insecticide Metabolite are Associated with Serum, Reprod Toxicology.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Indonesian Public Health Portal