Kesehatan Lingkungan

STH, Soil Transmitted Helminth

Epidemiologi Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)
Infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah atau Soil Transmitted Helminth (STH) merupakan infeksi terbanyak di antara infeksi parasit lain. Golongan cacing yang penting dan menyebabkan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang yaitu Necator americanus dan Ancylostoma duodenale.
Ascaris lumbricoides adalah spesies cacing yang termasuk ke dalam phylum Nematoda, kelas Phasmidia, ordo Rabditida, subordo Oxyurata, famili Ascaridea dan genus Ascaris. Cacing jantan berukuran 10-30 cm, sedangkan yang betina 22-3 5 cm. Stadium dewasa hidup di rongga usus muda. Seekor cacing betina dapat bertelur sebanyak 100.000 – 200.000 butir sehari, terdiri dari telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi (lihat Gambar 4). Telur yang dibuahi, besarnya kurang lebih 60 x 45 mikron dan yang tidak dibuahi 90 x 40 mikron. Dalam lingkungan yang sesuai, telur yang dibuahi berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu.
Ascaris Lumbricoides
Bentuk infektif ini, bila tertelan oleh manusia, menetas di dalam usus halus. Larvanya menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limfe, lalu dialirkan ke jantung, kemudian mengikuti aliran darah ke paru. Larva di paru menembus dinding pembuluh darah, lalu dinding alveolus, masuk rongga alveolus, kemudian naik ke trakhea melalui bronkhiolus.
Penderita batuk karena rangsangan ini dan larva akan tertelan ke dalam eosofagus, lalu menuju ke usus halus, di usus halus larva berubah menjadi cacing dewasa. Sejak telur matang tertelan sampai cacing dewasa bertelur diperlukan waktu kurang lebih 2 bulan dan dapat hidup selama 12 – 18 bulan.
Gangguan yang disebabkan oleh larva yang masuk ke paru-paru menyebabkan perdarahan pada dinding alveolus yang disebut sindroma Loeffler. Gangguan yang disebabkan oleh cacing dewasa biasanya ringan. Kadang-kadang penderita mengalami gangguan usus ringan seperti mual, nafsu makan berkurang, diare dan konstipasi. Pada infeksi berat, terutama pada anak-anak dapat terjadi gangguan penyerapan makanan atau malabsorbtion. Keadaan yang serius bila cacing menggumpal dalam usus sehingga terjadi penyumbatan pada usus atau ileus obstructive.
Usaha pencegahan dan pemberantasan infeksi Ascaris lumbricoides sebaiknya dilakukan secara terpadu, yaitu meliputi pengobatan masal untuk memutus siklus hidup cacing, perbaikan sanitasi lingkungan, perbaikan gizi, dan penyuluhan kesehatan.
Article Source:
  • Hadiwartomo, 1994. Seminar Tentang Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Cacing. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
  • Rukmono, B. 1980. Penyakit Cacing yang Ditularkan Melalui Tanah dan Pembrantasanya.
  • Gandahusada, S, Ilahude, H.H.D, Pribadi, W. 2006. Parasitologi Kedokteran, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Indonesian Public Health Portal