Update Vaksin Polio
Strategi Eradikasi Polio dengan Perubahan Jenis Vaksin Polio
Berdasarkan data statistic, imunisasi merupakan upaya pencegahan yang terbukti sangat cost ef-fective. Banyak kematian dan kecacatan yang disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, dengan salah satu berupa imunisasi polio.
Eradikasi polio secara global akan memberi keuntungan secara finansial. Berdasarkan studi, biaya jangka pendek yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan eradikasi tidak akan seberapa dibanding dengan keuntungan yang akan didapat dalam jangka panjang, seperti terhindarnya anak-anak yang menjadi cacat karena polio.
Indonesia telah berhasil menerima sertifikasi bebas polio bersama dengan negara anggota WHO di South East Asia Region. Namun keberhasilan tersebut masih menyisakan pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Diantaranya, berdasarkan penilaian risiko yang dilakukan oleh WHO tahun 2011 sampai 2014, Indonesia dinyatakan berisiko tinggi terhadap importasi virus polio dan Komite Penasehat Ahli Imunisasi (ITAGI) merekomendasikan Indonesia untuk melaksanakan kegiatan PIN Polio.
Berdasarkan kondisi diatas, saat ini Indonesia serius melakukan gerakan eradikasi penyakit polio. Pada bulan Mei 2012, World Health Assembly (WHA) mendeklarasikan bahwa eradikasi polio adalah salah satu isu kedaruratan kesehatan masyarakat dan perlu disusun suatu strategi menuju eradikasi polio (Polio Endgame Strategy).
Target eradikasi polio dunia sendiri merupakan salah satu komitmen global yang harus dicapai pada tahun 2018. Salah satu kesepakatan global dalam rangka mencapai tujuan eradikasi polio, berupa pelaksanaan Strategi Eradikasi Polio (Polio Endgame Strategy) yang terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan berikut:
- Pelaksanaan penguatan herd imunity dan intensifikasi rutin imunisasi dengan sweeping dan backlog fighting,
- Pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio pada Maret 2016,
- Penggantian vaksin polio tetes trivalent (tOPV) menjadi vaksin polio tetes bivalen (bOPV) pada April 2016
- Sosialisasi pelaksanaan vaksin polio suntik (IPV) ke dalam imunisasi rutin bayi pada Juli 2016.
Dalam rangka persiapan untuk penggantian seluruh OPV, WHO dalam position papernya bulan Januari 2014 ((Weekly Epidemiological Record, 28 Febuari 2014) merekomendasikan bahwa semua negara yang menggunakan OPV mulai memperkuat system imunisasi dan introduksi IPV (inactivated Polio Vaccine) setidaknya satu dosis ke dalam program rutin pada akhir tahun 2015. Hal ini dikarenakan penggantian tOPV menjadi bOPV sangat penting.
Terkait dengan strategi Penggantian vaksin polio tetes trivalent (tOPV) menjadi vaksin polio tetes bivalen (bOPV), penting untuk kita ketahui, tOPV mengandung tiga serotipe (1,2,3) dan penggunaannya telah berhasil mengeradikasi virus polio tipe 2 dimana kasus terakhir dilaporkan tahun 1999. Saat ini lebih dari 90% kasus cVDPV dan diperkirakan 40% kasus VAPP berkaitan dengan tipe2 sebagai komponen dari tOPV.
Pemberian minimal satu dosis IPV akan mengurangi risiko VAPP dan cVDPV. OPV akan diganti secara bertahap, dimulai dengan menghilangkan serotipe 2 dari tOPV menjadi bOPV yang hanya mengandung sero tipe 1 dan 3 sehingga bisa terus melindungi transmisi virus polio liar tipe 1 dan 3. Penggunaan OPV harus dihentikan ketika semua virus polio liar sudah dieradikasi.
Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio dilakasnakan diantaranya dengan pertimbangan bahwa masih banyak ditemukan cluster dengan banyak sasaran imunisasi tidak lengkap atau tidak ditemukan catatan status imunisasi polionya.
Trimakasih atas informadlnya
Informasi nya sangat membantu… Ditunggu update berikutnya tentang ipv ini…