Public Health

Pedoman Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Virus Ebola

Pedoman Kemenkes Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Virus Ebola

Sebagaimana dicantumkan dalam kata pengantar Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Virus Ebola mengacu referensi WHO dan Permenkes No.1501/Menkes/PER/X/2010.

Beberapa topik yang diuraikan dalam buku ini antara lain meliputi
1.    Surveilans.
2.    Tatalaksana Kasus,
3.    Pengambilan,
4.    Pengepakan, Pengiriman Spesimen dan Pemeriksaan Laboratorium,
5.    Pencegahan dan Pengendalian Infeksi,
6.    Komunikasi Risiko .

ALur Penemuan kasus dan Respon Penyakit Ebola
ALur Penemuan kasus dan Respon Penyakit Ebola

Gejalanya penyakit Ebola diantaranya berupa demam, sakit kepala, nyeri sendi dan otot, lemah, diare, muntah, sakit perut, kurang nafsu makan, dan perdarahan yang tidak biasa. Gejala paling banyak muncul sekitar 8-10 hari setelah terpapar virus Ebola. Virus ini menular melalui darah dan cairan tubuh lainnya (termasuk feses, saliva, urine, bekas muntahan dan sperma) dari hewan atau manusia yang terinfeksi virus Ebola. Virus ini dapat masuk ke tubuh orang lain melalui kulit yang terluka atau melalui membran mukosa yang tidak terlidungi seperti mata, hidung dan mulut. Virus ini juga dapat menyebar melalui jarum suntik dan infus yang telah terkontaminasi.

Surveilans
Pada bab surveilans, diuraikan pengertian, definisi kasus (kasus probable dan kasus konfirmasi), hubungan epidemiologi langsung, prosedur kewaspadaan, deteksi dini dan respon, Kesiapsiagaanan (Sumber Daya Manusia dan Sarana dan prasarana.

Sedangkan pada Respon, diantaranya dibahas prosedur kasus di kapal laut, kasus di Pesawat, di wilayah. Juga resposn pada tingkatan sarana pelayanan kesehatan, seperti di Puskesmas, rumah sakit, Dinkes Kabupaten, Propinsi, maupun Pusat.

Penyelidikan Epidemiologi Dan Penanggulangan KLB Ebola, bertujuan mengetahui besar masalah dan gambaran epidemiologi berdasarkan waktu, tempat dan orang; mengetahui faktor risiko; mengetahui kasus tambahan dan melakukan identifikasi kontak.Penyelidikan epidemiologi dilakukan menggunakan form investigasi yang sudah dilampirkan dalam buku pedoman ini.

Pada bab tatalaksana kasus, antara lain dibahas prosedur dan tahap penetapan kasus, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, sistem rujukan, serta terapi dan tatalaksana komplikasi penyakit virus ebola (suspek, probable, maupun konfirmasi)

Sedangkan pada bab Pengambilan, Pengepakan, Pengiriman Spesimen dan Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Virus Ebola, antara lain dibahas prosedur dan alat pengambilan spesimen serta standar alat pelindung diri yang dipersyaratkan pada penyalit ini. Diantaranya ditentukan cara pengepakan untuk spesimen tersangka terinfeksi penyakit virus Ebola menggunakan 3 lapis wadah yang tahan pecah sesuai dengan standar IATA untuk pengepakan spesimen infeksius.

Standar Kemasan Spesimen Ebola
Standar Kemasan Spesimen Ebola

Kotak spesimen tidak boleh dibuka di luar laboratorium BSL 3 untuk menghindari kontak dengan barang infeksius. Petugas penerima spesimen langsung memberikan kepada petugas laboratorium. Pengiriman spesimen sampai di laboratorium dalam 1 x 24 jam. Peralatan yang diperlukan untuk pengepakan dengan kemasan tiga lapis adalah kemasan dengan kriteria terdapat wadah primer, wadah kedua dan wadah terluar.

Pada bab Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, antara lain dibahas prosedur kesiapsiagaan Sebelum Terdapat Kasus Penyakit Virus Ebola dan Pada Saat Merawat Kasus Penyakit Virus Ebola.

Pedoman Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Virus EbolaKemenkes RI, Dirjend P2PL, 2014 dapat di DOWNLOAD DISINI

 

Refference: Pedoman Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Virus Ebola  (Kemenkes RI, Dirjend P2PL, 2014)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Indonesian Public Health Portal