Potensi Covid-19 Gelombang ke-Tiga
Catatan Potensi Covid-19 Gelombang ke-Tiga
Oleh: Munif Arifin
Setelah varian delta menjadi tersangka utama pandemi gelombang ke-dua, kita masih dihantui gelombang ke-tiga.
Belum reda kekagetan demi kekagetan dibuat delta. Serangannya yang massif meluluh lantakkan seluruh strategi pengendalian pandemi.
Seluruh jargon kewaspadaan dan pengendalian, entah bernama PPKM darurat, Testing, Tracing, Treatment, seakan menjadi seonggok prasasti sebuah kedigdayaan upaya pengendalian. Yang dibangun dengan runut ta’zim pada pola kaidah ilmiah.
Tiba-tiba saja tatanan infrastruktur porak poranda oleh badai delta. Banjir bandang menerjang BOR rumah sakit. Meningkat berlipat frekuensi Kesibukan tim pemakaman. Dan sontak derai air mata mengalir deras dari sahabat, tetangga, sanak saudara, yang telah kehilangan orang-orang tercinta.
Lagi-lagi kita (masih) tak berdaya dengan CFR. Jauh diatas rata-rata dunia. Prinsip boleh sakit asal tidak mati kian jauh panggang dari api.
Namun sekonyong badai tiba-tiba (seakan) berhenti. Rumah sakit rujuan, rumah sakit Lapangan, tiba-tiba kosong.
Tiba-tiba menjadi sulit menemukan hasil konfirm pada banyak swab yang diperiksa. Dan tiba-tiba Indikator zona level penularan, yang bikin cemas itu, menjadi ramah.
Kemudian mulai terbukalah kran kebebasan itu. Hiruk pikuk ekonomi mulai menggeliat. Renyah tawa anak-anak kita bersekolah kembali memantul dari tembok-tembok kusam kelas yang sekian purnama tak lagi berpenghuni.
Catatan bude Jamilah lagi-lagi samar. Tidak bisa menyimpulkan, mengapa covid tiba-tiba melonjak, mengapa pula tiba-tiba tiarap, disaat cakupan vaksinaai di sebagian besar kampung bude masih memble. Disaat Cakupan testing dan tracing belum lagi beranjak menanjak.
Hantu gelombang ke-Tiga
Bude mencatat, ketika gelombang ke-dua masih sampai di perbatasan sungai Gangga, sudah lahir prediksi gelombang ke-tiga.
Terus kapan itu terjadi?
Sebenarnya prediksi dan asumai relatif lebih mudah ditegakkan.
Belajar dari beberapa kasus serangan bergelombang covid-19 sebelumnya, selalu didahului dengan pergerakan massif masyarakat. Baik karena aspek sosial, keagamaan, hari libur nasional, dan lainnya. Kita bisa sebut tradisi keagamaan sungai Gangga di India. Tradisi mudik lebaran di Indonesia.
Berdasarkan hal itu kemudian para ahli menyebut awal tahun baru 2022 sebagai waktu potensial gelombang ke-tiga pandemi covid-19. Tentu masih dengan argumen mobilitas penduduk tinggi karena Libur natal dan tahun baru.
Bude Jamilah masih penasaran dengan tersangka utama gelombang penularan ini. Masih dengan delta atau kandidat potensial lain seperti alpha, Mu, Eta, Iota, Kappa, atau Lambda. Atau lainnya …..
Bude lebih penasaran lagi dengan strategi pencegahan dan pengendalian serangan gelombang ke-tiga ini. Khususnya dari luar, disaat banyak negara telah resmi mendeklarasikan diri hidup berdampingan dengan covid …