Standar Kesehatan Sumur Gali
Karakteristik Air Tanah dan Syarat Sehat Sumur Gali
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal, yang memiliki ruang lingkup antara lain: perumahan sehat, pembungan tinja, penyediaan air bersih, pembuangan limbah padat maupun cair, pengelolaan sampah, dan pengendalian vektor penyakit (Notoatmojo, 2007).
Terkait dengan sarana penyediaan air bersih, jenis sarana sumur gali masih menjadi jenis sarana yang paling banyak dipergunakan masyarakat, khususnya di wilayah pedesaan. Sumur gali menggunakan air tanah sebagai sumber air berishnya. Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh kepermukaan bumi yang kemudian mengalami perkolasi kedalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses penyerapan ini membuat air tanah lebih baik dari air permukaan.
Air tanah memiliki kelebihan di banding sumber air lain. Pertama air tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses penjernihan. Air tanah juga tersedia sepanjang tahun namun demikian air tanah juga memiliki kelemahan dibanding air lain karena air tanah mengandung mineral dalam konsentrasi tinggi.
Karakteristik utama yang membedakan air tanah dari air permukaan adalah pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal (residence time) yang sangat lama, dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Karena pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang lama tersebut, air tanah akan sulit untuk pulih kembali jika mengalami pencemaran.
Terdapat beberapa jenis air tanah, sebagaimana menurut Sutrisno & Suciastuti (2010), air tanah terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain :
Air tanah dangkal: Terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan yang juga berfungsi sebagai saringan. Pengotoran air masih terus berlangsung, terutama air permukaan yang dekat dengan muka tanah. Setelah menemui lapisan kedap air, air akan terkumpul merupakan air tanah dangkal di mana air tanah ini dimanfaatkan untuk sumber air bersih melalui sumur-sumur dangkal. Air tanah dangkal terdapat pada kedalaman ±15 m. Sebagai sumber air bersih, air tanah dangkal ini ditinjau dari segi kualitas agak baik. Dari segi kuantitas kurang baik dan tergantung pada musim.
Air tanah dalam: Terdapat setelah lapisan rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan memasukan pipa kedalamnya sampai kedalaman 100-300 m. Jika tekanan air tanah ini besar, maka air dapat menyembur keluar, sumur ini disebut sumur artesis.
Mata air: Air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air dalam. Air ini keluar dari dalam tanah, maka juga disebut sebagai air tanah. Air yang berasal dari lapisan tanah yang dangkal dengan kedalaman dari permukaan tanah dari satu tempat ke tempat lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur dengan kondisi dangkal belum begitu sehat, karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu, perlu direbus dahulu sebelum diminum. Sementara air yang berasal dari lapisan air kedua yang berada di dalam tanah, dengan kedalaman kira-kira di atas 15 meter. Kondisi seperti biasanya sebagian kualitas airnya sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung tanpa melalui proses pengolahan (Sutrisno & Suciastuti, 2010)
Hal-hal yang perlu diketahui dalam pembuatan sumur dangkal ini adalah (Chandra, 2006):
- Lokasi: Lokasi sumur gali harus jauh dari sumber pencemar terdekat yaitu berkisar antara 10–15 m dari septictank, tempat pembuangan sampah, sumur resapan.
- Dinding sumur: Sumur harus diberi dinding dan kedap air minimal 3 m dari permukaan tanah agar pengotoran oleh air permukaan dapat dihindarkan. Bibir sumur, hendaknya diberi tembok pengaman setinggi 1m.
- Lantai: Sekeliling sumur harus diberi lantai kedap air minimal 1 m sekeliling dari bibir sumur , tidak retak, mudah dibersihkan dan tidak tergenang air serta ada saluran pembuangan air kotor. Untuk mencegah terjadinya pengotoran dari luar serta air kotor dapat disalurkan dengan mudah ke tempat pembuangan air limbah.
- Pengambilan air: Untuk mengambil air sebaiknya menggunakan pompa isap untuk mencegah pencemaran dari luar, tetapi bila harus memakai timba maka setiap selesai dipergunakan timba air diletakkan sedemikian rupa agar terjaga kebersihannya. Saluran pembuangan air harus menuju sumur resapan dan dibuat kedap air agar tidak mencemari sumur.
- Tutup sumur: sebaiknya sumur ditutup secara permanen bila proses mengambil airnya menggunakan mesin pompa dan pakai tutup buka pasang bila air di ambil dengan timba. Hal ini untuk mencegah kotoran masuk kedalam sumur.
Sebagai sarana air bersih yang bersumber dari tanah, sumur gali juga beresiko mengalami pencemaran. Sebagaimana kita ketahui pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Menurut Suyono dan Budiman (2010), terdapat beberapa sumber pencemaran air, antara lain :
- Limbah industri yang di buang sebelum diolah dengan baik dapat mencemari sumber air, baik itu air sungai maupun air tanah. Air tanah akan tercemar oleh limbah industri. Bila saluran limbah industri berdekatan dengan pemukiman penduduk dapat mencemari air sumur yang ada.
- Limbah pertanian dapat mencemari air sumur gali bila ada pemakaian pestisida yang tidak benar.Pestisida ini bisa mengalir bersama air hujan dan mencemari air.
- Limbah pemukiman sebagai sumber pencemaran air sumur gali jelas sangat mungkin terjadi. Aktivitas manusia sehari-hari banyak menghasilkan limbah yang bila tidak di kelola dengan benar akan mencemari air sumur. Kegiatan tersebut antara lain: mengelola sampah tidak benar, saluran air yang tidak memenuhi syarat, kotoran ternak yang tidak dikelola dengan baik, hal tersebut dapat mencemari sumber air/air sumur karena letaknya yang berdekatan.
Referensi, antara lain : Sutrisno, T., & Suciastuti, E. 2010. Teknologi penyediaan air bersih. Rineka Cipta; Suyono & Budiman. 201 0.Ilmu Kesehatan Masyarakat, dalam konteks Kesehatan Lingkungan, EGC; Chandra, B. 2006, Pengantar Kesehatan Lingkungan, EGC; Notoatmojo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta