Sanitarian Guide

Kesenangan Nyamuk DBD

Bionomik Nyamuk Aedes  Aegypti

Berbagai usaha untuk mengendalikan perkembang biakan vektor penyebab penyakit demam berdarah terus dilakukan, diantaranya dengan berusaha menekan kepadatan populasi nyamuk Ae. Aegypti. Berbagai kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), dengan menghilangkan kontainer tempat bertelur nyamuk, merupakan salah satu contohnya.

Usaha diatas dilaksanakan berangkat dari pengetahuan bahwa pengendalian dan pemberantasan musuh (baca Aedes Aegypti), hanya efektif dilakukan jika kita mengetahui informasi detail terkait musuh kita, termasuk bionomiknya. Bionomik adalah kesenangan nyamuk yang meliputi: tempat bertelur (breeding habit), kesenangan menggigit (feeding habit), kesenangan tempat istirahat (resting habit), jarak terbang (Soegito, 1989).

bionomik aedesBerikut beberapa bionomik vektor penyebab demam berdarah ini, yang lazim, dan harus kita ketahui  menurut beberapa literatur.:

Tempat bertelur (breeding habit)

Bionomik nyamuk Ae. aegypti L. dewasa adalah bertelur pada air jernih dan bersih yang tidak terkontaminasi bahan kimia dan material organik. Beberapa tempat tersebut menurut Sugito (1989), antara lain Tempat penampungan air (TPA) yaitu tempat untuk menyimpan air yang digunakan dalam kehidupan sehari hari, seperti : tempayan, ember, bak mandi dan lain lain; Tempat tempat yang bisa menampung air tetapi bukan untuk keperluan sehari hari, seperti : ban bekas, kaleng bekas dan lain lain; serta Tempat penampungan air buatan alami seperti lubang batu, tempurung kelapa dan lain lain

Kesenangan menggigit (feeding habit)

Nyamuk Ae. aegypti L. bersifat antropofilik yaitu menyukai darah manusia daripada hewan. Nyamuk Ae. aegypti L. yang menggigit untuk meminum darah hanyalah nyamuk yang betina saja, sedangkan yang jantan akan memakan sari bunga. Aktivitas menggigit pada umumnya adalah pukul 08.00 – 12.00 dan sebelum matahari terbenam pukul 15.00 – 17.00. Nyamuk Ae. aegypti L. akan menghisap darah sebanyak 2 – 3 kali sehari (multibiters) dan darah ini digunakan untuk mengembangkan telurnya (Gandahusada dkk, 1988).

Nyamuk betina menggigit di dalam rumah dan hanya kadang kadang di luar rumah. Kebiasaan menggigit lebih dari satu orang ini menyebabkan terjadinya penularan virus dengue dari satu orang ke orang yang lain, sehingga dalam satu rumah biasanya tidak hanya satu yang terkena DBD (Soedarmo, 1983).

Nyamuk jantan juga menyukai manusia ketika dia akan melakukan perkawinan tetapi nyamuk jantan ini tidak menggigit dan hanya mencari betina di sekitar manusia. Nyamuk betina dewasa yang mulai menghisap darah manusia, tiga hari kemudian sanggup bertelur sebanyak 100 butir. Dua puluh empat jam kemudian nyamuk ini akan menghisap darah manusia lagi dan bertelur kembali. Umur nyamuk betina dewasa kurang lebih hanya 10 hari, tetapi selama waktu itu sudah cukup bagi nyamuk untuk makan dan bertelur, untuk virus sudah cukup juga untuk berkembang biak selanjutnya menularkan virus dari satu orang ke orang yang lain (Soedarmo, 1983).

Pada saat nyamuk menghisap darah manusia yang kebetulan sedang menderita DBD, virus dengue ikut masuk ke dalam tubuh nyamuk. Virus yang dihisap masuk ke dalam saluran pencernaan sampai akhirnya masuk ke kelenjar ludah. Virus memerlukan waktu 8 – 11 hari untuk berkembangbiak dengan baik secara propogatif agar menjadi infektif. Virus kemudian akan terus bersifat i nfektif sepanjang hidupnya (Soedarmo, 1983).

Kesenangan beristirahat ( Resting habit )

Nyamuk Ae. aegypti L. sebelum dan sesudah menggigit akan beristirahat terlebih dahulu. Sebelum menggigit nyamuk akan beristirahat untuk dapat mengenali mangsanya karena nyamuk ini tidak sembarangan dalam memilih mangsanya. Sesudah menggigit nyamuk ini juga akan beristirahat, setelah menggigit tubuhnya akan lebih berat karena terisi banyak darah sehingga nyamuk membutuhkan waktu beristirahat untuk memulihkan tenaganya. Nyamuk betina membutuhkan waktu 2 – 3 hari untuk beristirahat dan mematangkan telurnya. Tempat istirahat yang paling disukai adalah tempat yang lembab dan kurang terang, pada baju yang digantung, tirai atau kelambu, sedangkan di luar rumah seperti pada tanaman yang terlindung dari sinar matahari secara langsung.

Jarak terbang; Nyamuk Ae. aegypti L. memiliki jarak terbang yang pendek yaitu kurang dari 100m (Soedarmo 1983)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Indonesian Public Health Portal