Standar Penggunaan Anti Nyamuk Semprot dan Aerosol
Jenis, Formula, Standar Penggunaan, dan Cara Menghindari Resiko Penggunaan Anti Nyamuk Semprot dan Aerosol
Sebelum adanya formulasi aerosol, kita sudah mengenal insectisida anti nyamuk cairan atau liquid. Pada awalnya formulasi ini sangat diminati karena murah dan efektif untuk mengendalikan serangga rumah tangga seperti lalat, nyamuk, dan kecoak. Liquid ini biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot tangan. Sebagai zat pelarut yang digunakan dalam formulasi ini sebagian besar adalah minyak sehingga bentuk liquid dikenal juga sebagai oilspray atau oilbase liquid. Namun seiring kenaikan harga bahan bakar minyak, formulasi ini juga semakin sulit ditemukan di pasaran.
Saat ini formulasi obat anti nyamuk lebih baru berbentuk aerosol, dan menjadi formulasi yang banyak diminati oleh masyarakat (setelah anti nyamuk bakar dan liquit). Disamping harga yang cenderung lebih mahal (dibandingkan bakar maupun liquid), dari aspek kemasan juga lebih menarik.
Jenis anti nyamuk aerosol didesain untuk mampu mengeluarkan insektisida dalam bentuk droplet kecil ke udara sehingga dapat membunuh serangga terbang seperti nyamuk dan lalat. Aerosol berdasarkan sasaran penggunaannya dapat dikelompokkan menjadi tiga, antara lain untuk:
- Serangga terbang (Flying Insect Killer)
- Serangga merayap (Crawling Insect Killer)
- Serangga terbang dan merayap (All Insect Killer).
Secara prinsip, metode pembuatan aerosol dilakukan dengan melarutkan bahan aktif dengan pelarut organik, kemudian dimasukkan ke dalam kaleng Aerosol. Pada kaleng ini selanjutnya ditambahkan gas sebagai tenaga pendorong atau propelen untuk menghasilkan droplet halus melalui nozel.
Menurut Indrosancoyo (2008), berdasarkan komposisinya, formulasi aerosol dibagi menjadi dua bagian yaitu:
- Oilbase Aerosol (OBA) yang menggunakan pelarut minyak dan waterbase Aerosol yang menggunakan pelarut air.
- Waterbase Aerosol merupakan yang teknologi yang lebih baru yang ditandai dengan petunjuk “kocoklah dahulu sebelum digunakan” atau beberapa menambahkan kelereng dalam kemasan yang mengisyaratkan untuk mengocok dahulu sebelum digunakan.
Menurut WHO (1999), aplikasi aerosol adalah dalam ruangan dengan efek pemingsanan nyamuk dan lalat yang cepat, biasanya bila digunakan dalam dosis yang tepat tidak menimbulkan residu. Sedangkan sesuai petunjuk WHO, penggunaan insektisida aerosol adalah sebagai berikut:
- Pintu dan jendela ditutup sebelum dilakukan penyemprotan.
- Sebelum digunakan kaleng insektisida dikocok terlebih dahulu
- Penyemprotan diarahkan ke atas dan merata di ruangan. (Petunjuk penggunaan untuk berapa banyak insektisida yang digunakan tergantung pada ukuran kamar).
- Tinggalkan ruangan dan biarkan ruangan tetap dalam kondisi tertutup sekitar 20 menit.
- Kemudian buka kembali jendela agar terjadi sirkulasi udara.
Sementara beberapa tindakan dapat dilakukan untuk menghindari resiko terjadinya keracunan insektisida, antara lain:
- Tidak menggunakan anti nyamuk di rumah, apabila ada penghuni yang alergi terhadap bahan aktifnya.
- Tidak menyimpan bersamaan dan menyemprot di atas makanan
- Tidak menyemprot langsung pada manusia, ternak, ikan, sarang burung, dan lain sebagainya.
- Menjauhkan dari jangkauan anak.
- Menghindari menghirup atau kontak langsung insektisida. Bila terkena kulit dan mata segera basuh dengan air sabun,
- Jika terjadi keracunan segera hubungi dokter atau rumah sakit terdekat,
- Kaleng anti nyamuk seprot harus dihindarkan dari sinar matahari langsung dan disimpan pada suhu kurang dari 500c.
- Tidak menyemprot pada daerah perapian dan permukaan yang panas,
- Tidak membuka paksa botol anti nyamuk,
- Tidak merokok sambil menyemprot,
- Akumulasi insektisida berlebihan, dihindari dengan tidak menyemprot terus menerus pada tempat tertutup yang sempit atau tempat tanpa sirkulasi udara.
- Memastikan bahwa kaleng benar¬benar kosong sebelum dibuang.
Refference, antara lain: WHO, 1999, Safe and Effectife Use of Household Insecticide Products, WHOPES; Indrosancoyo A.W. 2008. Formulasi Pestisida Rumah Tangga : dalam Seminar Nasional : Alternatif Pengendalian Vektor Penyakit. Tahija Foundation. Yogyakarta.