Seri Penyakit Berbasis Lingkungan: Shigella sp.
Epidemiologi Shigella sp.: Ciri-ciri, Habitat, Infeksi, Patogenitas,dan cara Penularan Shigella sp.
Shigella adalah bakteri patogen usus yang kita kenal sebagai agen penyebab penyakit disentri basiler. Shigella merupakan penyebab diare disentri yang paling sering pada anak. Shigella tahan terhadap keasaman lambung dan membutuhkan inokulum yang kecil untuk menyebabkan diare sehingga mudah ditularkan ke orang lain. Penularan terjadi dalam kondisi banyak orang berkumpul dalam satu tempat seperti di penampungan pengungsi, dan lainnya.
Shigella dibagi dalam empat serogrup berdasarkan komponen-komponen utama antigen O yaitu: Grup A: Shigella dysenteriae; Grup B: Shigella flexneri; Grup C: Shigella boydii; Grup D: Shigella sonnei. Setiap serogrup dibagi lagi dalam serotip berdasarkan komponen minor antigen O. sampai saat ini sudah ditemukan 10 serotip Shigella dysenteriae, 6 serotip Shigella flexneri, 15 serotip Shigella boydii, 1 serotip Shigella sonnei.
Berikut beberapa informasi epidemiologis Shigella sp.
Beberapa ciri Shigella sp. antara lain : Batang pendek; gram negative; Tunggal; Tidak bergerak; Suhu optimum 370C; Tidak membentuk spora; Aerobik, anaerobik fakultatif; Patogenik, menyebabkan disentri.
Secara morfologis tidak dapat dibedakan dari salmonella, tetapi dapat dibedakan berdasarkan reaksi-reaksi fermentasi dan uji serologis. Tidak seperti salmonella, shigella memfermentasikan berbagai karbohidrat, dengan pengecualian utama laktosa untuk menghasilkan asam tanpa gas.
Shigella dysentriae merupakan penyebab penyakit yang paling parah karena menghasilkan eksotoksin yang mempunyai sifat neurotoksik dan enterotoksik. Jadi, anak-anak yang terjangkiti shigelosis dapat menderita kejang. Eksotoksin ini adalah protein terlarut yang tidak tahan panas. Darah dan lendir dalam tinja penderita penyakit diare yang mendadak merupakan petunjuk kuat bagi shigelosis.
Habitat Shigella sp.: Habitat pada Shigella sp. ini adalah saluran pencernaan manusia. Bakteri tersebut dapat tumbuh subur di usus manusia.
Virulensi dan Infeksi Shigella sp. : Bakteri Shigella sp. dalan infeksinya melewati fase oral. Bakteri ini mampu mengeluarkan toksin LT. Bakteri ini mampu menginvasi ke epitel sel mukosa usus halus, berkembang biak di daerah invasi tersebut. Lalu, mengeluarkan toksin yang merangsang terjadinya perubahan sistem enzim di dalam sel mukosa usus halus(adenil siklase). Akibat invasi bakteri ini, terjadi infiltrasi sel-sel polimorfonuklear dan menyebabkan matinya sel-sel epitel tersebut, sehingga terjadi tukak- tukak kecil di daerah invasi. Akibatnya, sel-sel darah merah dan plasma protein keluar dari sel dan masuk ke lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja lalutinja bercampur lendir dan darah.
Masa inkubasi berkisar 1-7 hari, yang paling umum yaitu sekitar 4 hari. Gejala mula-mulanya yaitu demam dan kejang perut yang nyeri. Diare biasanya terjadi setelah 48 jam, diikuti oleh disentri 2 hari kemudian. Pada kasus yang parah, tinja terutama terdiri dari darah, lendir, dan nanah.
Patogenesis Shigella sp.
Bakteri tertelan, masuk dan berada di usus halus, menuju ileum terminal dan kolon melekat pada permukaan dan kolon, melekat pada permukaan mukosa, berkembang biak, reaksi peradangan hebat, sel-sel terlepas, timbul Ulkus, terjadi disentri basiler (tinja lembek, bercampur darah, mukus dan pus, nyeri abdomen, mules, tenesmus ani).
Masa inkubasinya adalah 2-4 hari, atau bisa lebih lama sampai 1 minggu. Oleh seseorang yang sehat diperlukan dosis 1000 bakteri Shigella untuk menyebabkan sakit. Penyembuhan spontan dapat terjadi dalam waktu 2-7 hari terutama pada penderita dewasa yang sehat sebelumnya, sedangkan pada penderita yang sangat muda atau tua dan juga pada penderita dengan gizi buruk penyakit ini akan berlangsung lama. Pernah ditemukan terjadinya septicemia pada penderita dengan gizi buruk dan berkhir dengan kematian.
Secara garis besar patogenitas Shigella sp sebagai berikut :1). Shigella mempenetrasi intraseluler epitel usus besar; 2). Terjadi perbanyakan bakteri; 3). Menghasilkan edotoksin yang mempunyai kegiatan biologis; 3). S. Dysenteriae menghasilkan eksotoksin yang mempunya sifat neorotoksik dan enterotoksik
Penularan Shigella sp.
Infeksi Shigella sp. dapat diperoleh dari makanan yang sudah terkontaminasi, walaupun keliatannya makanan itu terlihat normal. Air pun juga dapat menjadi salah satu hal yang terkontaminas dengan bakteri ini. Artinya, infeksi Shigella dapat terjadi jika ada kontak dengan feses yang terkontaminasi dan makanan yang terkontaminasi.. Penyebaran Shigella adalah dari manusia ke manusia lain, dimana karier merupakan reservoir kuman. Dari karier ini Shigella disebarkan oleh lalat, juga melalui tangan yang kotor, makanan yang terkontaminasi, tinja serta barang-barang lain yang terkontaminasi ke orang lain yang sehat.